Lihat ke Halaman Asli

Pelatihan Pembuatan Ekoenzim untuk Meremediasi Limbah Deterjen

Diperbarui: 12 September 2023   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi pribadi 

Deterjen merupakan bahan pembersih yang sangat umum dan banyak digunakan oleh masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan. Manfaat deterjen yang multiguna, mudah diperoleh, mudah penggunaannya, serta harganya yang relatif terjangkau merupakan faktor penyebab masifnya penggunaan deterjen oleh masyarakat.

Limbah deterjen berdampak negatif bagi lingkungan karena mempengaruhi kelangsungan hidup mikroorganisme tanah, biota perairan serta dapat memicu terjadinya eutrofikasi dalam ekosistem perairan. Salah satu akibat negatif dari eutrofikasi adalah terjadinya blooming alga dan hidrofita sehingga dapat menyebabkan kondisi hypoksia atau anoksia yang berdampak pada kematian biota perairan dan mengganggu keseimbangan ekologis ekosistem perairan. Hasil observasi menunjukkan pada kawasan perumahan di perkotaan limbah cair rumah tangga (domestik) tidak dibuang ke dalam tanah dalam bentuk sumur resapan, melainkan dialirkan ke selokan atau got yang selanjutnya masuk ke sistem darinase lalu masuk ke sungai. Problemnya tidak semua sistem draninase baik, sehingga sangat menentukan kelancaran aliran limbah rumah tangga ke saluran sungai. Terhambatnya sistem drainase menyebabkan aliran limbah terhambat, sehingga berakibat timbulnya genangan dan bau yang sangat mengganggu estetika lingkungan. Permasalahan warga perumahan adalah bagaimana cara mengatasi atau remediasi limbah cair rumah tangga, khususnya limbah deterjen agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Limbah detergen dapat diremediasi, salah satunya dengan menggunakan ekoenzim. Ekoenzim merupakan cairan hasil dari fermentasi limbah dapur seperti ampas buah atau sayuran, ditambahkan gula sebagai sumber karbon dan air, digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga, pertanian atau peternakan, merupakan solusi untuk masalah limbah organik.

Oleh karena itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Rumpun Biologi, FMIPA Unesa berinisiatif untuk mengadakan pelatihan pembuatan ekoenzim bagi ibu-ibu PKK Perumahan Lembah Harapan RW 05. Bertindak sebagai narasumber dan pendamping dalam kegiatan PkM ini adalah segenap Tim PkM yang diketuai oleh Dr. Tarzan Purnomo, M.Si., beranggotakan Dra. Herlina Fitrihidajati, M.Si., Prof. Dr. Fida Rachmadiarti, M.Kes., Reni Ambarwati, M.Sc. dan Rofiza Yolanda, Ph.D.

Ibu-Ibu PKK mencoba membuat ekoenzim dengan menggunakan limbah buah kulit nanas dan kulit jeruk dengan didampingi tim PkM. Selanjutnya ibu-ibu PKK mencoba mengembangkan pembuatan ekoenzim secara mandiri dengan menggunakan limbah sayur dan buah yang ada di rumah. Selama tahap mandiri, tim PkM terus memonitoring sehingga peserta pelatihan dapat bertanya bila ada kesulitan. Selain itu, tim PkM juga menyiapkan booklet tentang Ekoenzim sehingga dapat digunakan untuk belajar secara mandiri.

Sumber: Dokumentasi pribadi 

Sumber: Dokumentasi pribadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline