Lihat ke Halaman Asli

Intan Cahya Fatmalasari

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Lingkungan Tercemar Limbah Cair Tahu, Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP Melakukan Edukasi Terkait Dampak Buruk Limbah Cair Tahu dan Pengukuran Debit Air Limbah

Diperbarui: 7 Februari 2022   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kabupaten Magelang (07/02), Limbah cair tahu merupakan limbah yang dihasilkan pada proses produksi tahu yang terdiri dari proses perendamam, pencucian kedelai, pencucian peralatan proses produksi, penyairingan, dan pengepresan atau pencetakan tahu. Cairan ini mengandung kadar protein tinggi dan dapat terurai. 

Limbah ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari lingkungan. Adaya senyawa – senyawa organic tersebut menyebabkan limbah cair tahu mengandung BOD, COD, dan TSS yang tinggi. Selain itu, terdapat gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah cair tahu diantaranya yaitu oksigen (O2), hydrogen sulfida (H2S), amoniak (NH3), karbondioksida (CO2), dan metana (CH4).

Limbah Cair Tahu

Di Desa Karanganyar Kecamatan Borobudur terdapat 16 (enam belas) home industry tahu. Home industry tersebut berada di Dusun Ngadiwinatan 2 yang tersebar di 3 RT yaitu RT 1 (Ngasem), RT 2 (Dukuh), dan RT 3 (Tegal). Terkait pengelolaan limbah cair, di dusun ini baru terdapat 3 IPAL yaitu di RT 1 yang digunakan oleh 4 home industry, sedangkan untuk home industry yang lain masih membuang limbah ke sungai atau drainase yang ada di sekitar lokasi industri. 

Dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Undip melakukan edukasi terkait bahaya pembuangan limbah cair tahu tanpa pengolahan kepada para pelaku usaha produksi. Selain itu, mahasiswa KKN Undip juga melakukan kegiatan pengukuran debit air limbah tahu sebagai data pendukung pembangunan IPAL di Desa Karanganyar.

media leaflet

Kegiatan pengukuran debit dan edukasi tersebut dilaksakan pada hari Senin, 31 Januari sampai hari Selasa, 1 Februari 2020 di Dusun Ngadiwinatan 2. Kegiatan edukasi menggunakan media leaflet, sedangkan kegiatan pengukuran debit dilakukan dengan teknik wawancara. Dari hasil wawancara didapatkan data terkait volume harian dari setiap produksi tahu yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu acuan pembangunan IPAL di Desa Karanganyar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline