Lihat ke Halaman Asli

Etika Pemasaran dalam Bisnis Islam

Diperbarui: 18 Desember 2016   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 Kata perdagangan dan pemasaran memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain. Perdagangan lebih lazim digunakan dalam ekonomi makro, sedangkan pemasaran lebih akrab terdengar bagi telinga manajemen. Perdagangan atau pertukaran dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai proses transaksi yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan seperti ini dapat mendatangkan keuntungan kepada kedua belah pihak, atau dengan kata lain perdagangan meningkatkan utility (kegunaan) bagi pihak-pihak yang terlibat. Di sisi lain pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menwarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai. Jpenggunaan kata pemasaran dan perdagangan hanya berbeda dari sisi pandangannya semata[1].

 Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.pemasaran juga bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen.  Pemasaran tidak terlepas dari istilah distribusi, dimana yang di maksud dengan distribusi adalah suatu kegiatan perusahaan agar produk mereka sampai kepada konsumen. Dalam teori pemasaran kita mengenal dengan istilah marketing mix[2], dimana istilah tersebut mempunyai empat komponen yaitu produc, place, price, dan promotion.

  • Produc adalah kombinasi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Bauran produk mempunyai sarana-sarana yaitu: mutu, cirikhas, gaya merk dagang, pembungkus, pelayanan dan jaminan.
  • Place adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Variabel ini mempunyai sarana-sarana seperti lokasi, transportasi, persediaan barang distributor dan pengecer.
  • Price  adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen kepada produsen untuk mendapatkan suatu produk. Variabel ini mempunyai sarana-sarana yaitu daftar harga, potongan harga, syarat kredit dan periode pembayaran.
  • Promotion adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran untuk membeli produknya. Sarana-sarana yang terkandung didalamnya adalah periklanan, personal seling, promosi penjualan publisitas

Marketing mix bisa disebut dengan bauran pemasaran, yaitu suatu strategi agar bisnis seseorang berjalan dengan lancar.

Dalam perspektif islam kita mengenal sebuah Etika dalam berbisnis,dimana tujuan dari aturan etika bisnis tersebut adalah untuk mengarahkan para pengusaha agar bisnis yang dilakukan sesuai dengan aturan Islam. Secara sederhana mempelajari etika dalam bisnis berarti mempelajari tentang mana yang baik /buruk, benar/salah dalam dunia bisnis berdasarkan kepada prinsip-prinsip moralitas[3]. Sebagai seorang muslim kita harus mengetahui bahwa   kita melakukan suatu bisnis harus memperhatikan utilitarian[4], dimana konsep utilitarian adalah suatu bisnis dianggap baik jika memberi manfaat kepada orang lain.oleh sebab itu, jika kita berbisnis kita harus memperhatikan apakah produksi yang kita hasilkan mengandung manfaat untuk orang lain atau justru mendatangkan mudharat. Dan tentunya juga tidak melakukan kecurangan dalam berbisnis. Dalam observasi diatas kita berfokus pada pemasarannya, dimana pemasaran yang dilakukan oleh usaha tersebut dengan cara promosi lewat online dan dari cerita orang ke orang. Tentunya, kita sebagai seorang pengusaha dilarang memberikan informasi atau promosi yang tidak tepat kepada konsumen, dan mempromosikan produk tersebut secara berlebihan yang tidak sesuai fakta. Sistem pemasaran yang digunakan oleh bapak yulin dan bu kiki tidak menyalahi aturan etika bisnis islam.karena pemasaran yang dilakukan beliau tidak memberikan informasi yang tidak jelas atau tidak mengandung unsur penipuan serta tidak mengurangi timbangannya.

Kajian Teori

Marketing syariah[5] adalah merupakan strategic bisnis yang harus memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses, menciptakan, meawarkan, pertukran nilai dari seorang produsen, atau suatu perusahaan yang sesuai dengan ajaran islam.

Karakteristik dari syariah marketing ini terdiri dari beberapa unsur yaitu[6]:

Jika kita tinjau dari keempat elemen diatas, pertama berdasarkan Ketuhanan, yaitu satu keyakinan yang bulat, bahwa semua gerak-gerik manusia selalu berada dibawah pengawasan Illahi, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Melihat, Yang Maha Pengawas. Oleh sebab itu manusia harus berperilaku sebaik mungkin, tidak berperilaku licik, suka menipu, mencuri milik orang lain, suka memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil dan sebagainya. Kondisi ini sangat diyakini oleh umat muslim, sehinnga menjadi pegangan hidup, tidak tergoyahkan. Nilai Rabbaniyah ini melekat atau menjadi darah daging dalam pribadi setiap Muslim, sehingga dapat mengerem perbuatan-perbuatan tercela dalam dunia bisnis.

Kedua etis, artinya semua perilaku berjalan diatas norma etika yang berlaku umum. Etika adalah kata hati, dan kata hati adalah kata yang sebenarnya, tidak bisa dibohongi. Seorang penipu yang mengoplos barang, menimbun barang, mengambil harta orang laindengan jalan yang bathil, ini artinya ia melanggar etika. Oleh sebab itu hal ini menjadi panduan para marketer syariah selalu memelihara setiap tutur kata, perilaku dalam berhubungan bisnis dengan siapa saja, konsumen, penyalur, toko, pemasok, maupun saingannya.

Ketiga realistis, artinya sesuai dengan kenyataan, jangan mengada-ada apalagi menjurus kepada kebohongan. Semua transaksi yang dilakukan harus berlandaskan realita, dan semua tindakan penuh dengan kejujuran. Bahkan ajaran Rasulullah tentang sifat realistis ini jika penjual menjual barang yang cacat, maka katakan kepada calon pembeli bahwa barang ini ada sedikit cacat. Jika pembeli setelah diberitahu masih tetap ingin memiliki barang tersebut, itu lebih baik.

Keempat, humanistis artinya berperi kemanusiaan, hormat menghormati sesame, marketing berusaha membuat kehidupan menjadi lebih baik. Jangan sampai kegiatan marketing malah sebaliknya merusak tatanan hidup dimasyarakat, menjadikan kehidupan masyarakat terganggu. Juga dari segi marketer sendiri, jangan sampai menjadi manusia serakah, mau menguasai segalanya, menindas dan merugikan orang lain.[7]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline