Lihat ke Halaman Asli

Intan Nadhira Safitri

Bachelor's Degree of Communication Science - Journalistic

Eksistensi Media Online sebagai Produk dari Konvergensi Media

Diperbarui: 6 Juli 2021   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi konvergensi media. (Pinterest)

Saat ini media online bukanlah suatu hal yang asing lagi di kehidupan masyarakat, terlebih saat ini masyarakat Indonesia hidup di era revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 memungkinkan segala aktivitas yang dilakukan selalu bersinggungan dengan teknologi jaringan. 

Hal ini bertujuan untuk meringankan, mempermudah, dan mengefektifkan aktivitas maupun pekerjaan yang dilakukan. Kehadiran era revolusi industri 4.0 inilah yang pada akhirnya menjadi penyebab kemunculan konvergensi media.

Konvergensi media sendiri memiliki definisi sebagai proses penggabungan dari berbagai bentuk media yang awalnya terpisah menjadi satu kesatuan. Penggabungan tersebut dapat berupa penggabungan teks, gambar, video, hingga animasi yang digabungkan menjadi satu melalui teknologi digital.

Di era ini, berbagai media konvensional, seperti media cetak (majalah, koran, dan tabloid) serta media elektronik (radio dan televisi) mulai berusaha untuk melakukan penyesuaian guna mempertahankan eksistensinya dengan melakukan migrasi dan terjun ke dalam jaringan. 

Dalam proses migrasinya, media konvensional menggabungkan dirinya dengan internet dan perangkat lunak atau software sehingga menghasilkan diversifikasi atau perluasan, kemudian lahirlah bentuk media baru, yaitu media online. Dengan kata lain, media online merupakan produk dari konvergensi media.

Banyak sekali media konvensional yang melakukan konvergensi, baik media konvensional cetak maupun elektronik. Contoh konvergensi media dalam media konvensional cetak adalah Koran Sindo. Koran Sindo telah melakukan diversifikasi dan penggabungan antara dirinya dengan jaringan internet atau software, sehingga menghasilkan produk baru, yakni situs media online (sindonews.com). 

Selain Koran Sindo, contoh lain dari konvergensi media konvensional cetak adalah Majalah Femina, yang memiliki produk baru dari hasil penggabungannya dengan jaringan internet, yakni situs media online (femina.co.id).

Sebenarnya, konvergensi media dalam media konvensional cetak membawa keefektifan tersendiri bagi pelaku media maupun pembacanya. Berkat konvergensi, media tidak perlu lagi menerbitkan surat kabar setiap hari yang tentunya menghabiskan banyak bahan baku kertas dan tinta. 

Sementara bagi pembaca, tak perlu repot-repot lagi membeli jika ingin membaca surat kabar. Yang dilakukan hanyalah membuka mesin pencarian (search engine) pada smartphone, menuliskan nama situs media online yang hendak dibaca, lalu cari dan pilih informasi yang ingin dibaca. Tentu akan lebih hemat dan efisien.

Hal yang sama terjadi pula dengan media konvensional elektronik. Contoh konvergensi media konvensional elektronik adalah Radio Swasta Trax FM yang tak ingin kalah eksis. Radio Trax FM melakukan diversifikasi agar tak kehilangan pendengar. Jika hanya mengandalkan kekuatan frekuensi saja untuk mendengarkan siaran di radio, tentu tidak akan dapat dijangkau oleh pendengar dengan cakupan wilayah yang jauh. Oleh sebabnya Radio Trax FM melakukan diversifikasi dengan jaringan internet dan melahirkan produk baru, yaitu Radio Online Trax FM (traxonsky.com). 

Dengan begitu para pendengarnya pun dapat lebih mudah jika ingin mendengarkan siaran di radio tanpa terhalang cakupan wilayah. Kapan pun dan dimana pun, pendengar dapat mendengarkan siaran di radio hanya dengan mengandalkan smartphone saja, tidak perlu mendengarkan melalui radio lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline