Lihat ke Halaman Asli

Hakikat Penilaian, Langkah Pengembangan Alat Penilaian serta Tujuan dan Fungsi Penilaian

Diperbarui: 8 Desember 2022   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

HAKIKAT PENILAIAN

Penilaian, Pengukuran, dan Tes

Ada tiga istilah yang sering dipergunakan secara bergantian di dunia pendidikan dan tidak jarang pula sering dikacaukan pemakaiannya atau disamakan begitu saja pengertiannya. Ketiga istilah yang dimaksud adalah penilaian (evaluation, evaluasi), pengukuran (measurement), dan tes (test). 

Penilaian yang dipergunakan di sini sinonim dan dipakai secara bergantian dengan istilah evaluasi (evaluation).walau ada kaitannya, sebenarnya ketiga hal tersebut  memiliki makna dan cakupan makna yang tidak sama. 

Ketiga istilah tersebut tidak jarang bahkan juga dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan, tidak menyenangkan, khususnya bagi pihak yang akan dikenai "tindakan"  penilaian, baik pihak itu bernama peserta didik, mahasiswa, guru, lembaga atau pihak-pihak lain. 

Penilaian mungkin dipandangnya sebagai suatu pelanggaran terhadap hak, atau sesuatu yang bersifat membatasi ruang gerak, atau sebaliknya pemaksaan untuk melakukan sesuatu hal.

Dalam kaitan ini perlu sebelumnya diperjelas atau dibedakan pengertian antara ketiganya agar tidak salah penggunaan sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman. Kegiatan pendidikan dan pengajaran sebenarnya merupakan suatu proses, yaitu proses mencapai sejumlah tujuan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan tersebut, diperlukan suatu alat atau kegiatan yang disebut penilaian. 

Oleh karena pendidikan itu merupakan proses penilaian, dengan demikian, dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan.pengertian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Tuckman (1975:12), yang mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji)apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.

Untuk dapat memberikan penilaian secara tepat, misalnya tentang kemampuan peserta didik memahami wacana surat kabar,kita memerlukan data-data tentang kemampuan peserta didik dalam hal itu. Data yang kemampuan dimaksud biasanya diwujudkan dalam bentuk skor atau angka-angka. Untuk mendapatkan data skor tersebut, kita memerlukan prosedur penilaian atau kegiatan yang berupa pengukuran. Melalui kegiatan pengukuran itulah, akan dapat diketahui atau diperoleh informasi tentang tingkat kemampuan peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk angka. Pengukuran, dengan demikian, hanyalah bagian atau alat penilaian saja (Tuckman, 1975:12), dan selalu berhubungan dengan data-data kuantitatif, misalnya berupa skor-skor peserta didik.

Untuk mendapatkan informasi tentang (kemampuan) peserta didik yang berwujud data-data angka lewat pengukuran tersebut, diperlukan cara dan alat yang sesuai dengan tujuan pengukuran dan apa yang akan diukur. Cara dan alat yang dilakukan dapat bermacam-macam dan salah satunya adalah dengan tes. Jadi, tes hanyalah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kemampuan) tentang peserta didik juga dapat diperoleh lewat berbagai cara selain tes, misalnya dengan cara nontes, tergantung data apa yang dibutuhkan. 

Data yang dimaksud dapat diperoleh lewat pengamatan, pemberian angket, wawancara, penugasan, portofolio, dan lain-lain. Istilah tes inilah biasanya yang memberikan kesan kurang menyenangkan atau menakutkan pihak (peserta didik, mahasiswa) yang akan dikenai kegiatan itu walau mereka juga tahu bahwa untuk mengukur capaian hasil belajarnya haruslah tes (atau istilah yang popular: ujian atau ulangan).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline