Lihat ke Halaman Asli

Membuktikan Keesahan Allah SWT dengan Konsep Limit

Diperbarui: 12 Mei 2022   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan ilmu matematika diberbagai belahan dunia dari masa ke masa memberikan kontribusi pemikiran yang cukup luas. Hal ini disebabkan oleh kebenaran matematika yang bersifat tautologis. Tautologis merupakan kebenaran yang tertutup tanpa berkorelasi dengan fenomena-fenomena alam semesta. Sehingga jika dilihat dari beberapa aspek integrasi matematika memiliki banyak korelasi dengan ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Quran. Seperti halnya limit.

Teman-teman pasti sering mendengar kata ''limit'' dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan mendengar seseorang berkata "Batas kesabaranku sudah mulai habis atau saldo anda mencapai limit'' dan lainsebagainya

Sebenarnya apasi limit itu ??

Dalam ilmu matematika konsep limit digunakan untuk menjelaskan sifat dari suatu fungsi, Ketika argument mendekati ke suatu titik, atau tak hingga, ataupun sifat dari suatu barisan saat indeks mendekati tak hingga. Konsep limit juga digunakan dalam kalkulus untuk mencari turunan dan kekontinuan. Konsep limit ini bisa kita gunakan untuk Membuktikan Keesaan Allah.

Sebagai contoh, misalnya dalam sebuah barisan bilangan asli yakni 1,2,3,4,..., barisan tersebut dikatakan berhingga atau tidak ? Sebagian dari banyak orang menganggap bahwa bilangan tersebut ''tak hingga''. Akan tetapi jika kita pahami lebih mendalam, dikatakan pada barisan asli akan berhingga sampai n atau dapat ditulis 1,2,3,4,...,n. berapakah nilai n nya? Semuanya tergantung sampai mana yang diinginkan. Akan tetapi pada konsep ini manusia tidak mampu menjawabnya karena hanya Allah SWT lah yang maha mengetahui, bahwa barisan tersebut akan mendekati tak hingga.

Dari konsep diatas, dapat diambil kesimpulan, bahwasanya kehidupan di dunia ini tidak lain dan tidak bukan dengan keabadian dan kekekalan karena kedua sifat tersebut hanya dimiliki oleh Allah SWT. Seperti yang terkandung dalam firman Allah dalam surat Al-Qasas ayat 88 yang artinya :

''Dan jangan (pula)engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak diembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjawab wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan''. Dari ayat tersebut membuktikan bahwa semua yang ada di alam semesta ini tidaklah kekal. Semuanya akan binasa termasuk juga hukum-hukum pada ilmu matematika yang Sebagian orang menganggapnya tak hingga.

Dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki manusia, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia hanya bisa mengagungkan sifat-sifat yang dimiliki Allah SWT dengan memperkuat keimanan dengan ilmu yang kita miliki dan juga dapat menyelesaikan segala permasalahan dimuka bumi ini dengan pemikiran-pemikiran yang mencakup sedikit dari kekuasaan Allah SWT karena Allah adalah dzat yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas.

Dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan mengenai keesahan Allah SWT. Hal ini dituangkan dan ditegaskan dalam QS al-Ikhlas, yaitu sebuah surat yang berisi makna ketauhidan manusia. Islam merupakan agama yang menanamkan kepada penganutnya tentang  konsep ketuhanan yang bersifat tauhidi. Artinya, dalam hal keyakinan (akidah) seorang muslim wajib meyakini bahwa Allah Maha Esa, Esa dalam Zat-Nya, Esa dalam sifat-Nya, dan Esa dalam perbuatan-Nya. Sebagai umat muslim, kita diwajib meyakini bahwasanya Allah SWT adalah tuhan yang maha esa dan tidak akan ada satupun yang dapat sebanding denganNya. Oleh sebab itu, kita diharuskan untuk selalu memohon dan meminta segala kebaikan dan berkah dari Allah SWT serta tidak menyekutukanNya dalam hal apapun.

Ilmu matematika itu sendiri memang bersifat abstrak sehingga dalam memahaminya membutuhkan penalaran yang lebih mendalam. Selain itu, matematika dalam Al-Qur'an juga dijelaskan secara implisit bukan melainkan eksplisit, sehingga diperlukan penafsiran mendalam untuk menemukan korelasinya. Sesuai dengan julukan " Mathematics is a servant of sciences", matematika membantu umat islam untuk mengamalkan ilmu yang diajarkan dalam Al-Qur'an.

Selain itu, matematika juga merupakan symbol ataupun lambang dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Symbol-simbol tersebut bersifat artifisial yakni symbol tersebuat akan memliki makna apabila seseorang meyepakati arti symbol tersebut. Seperti halnya symbol ''1'' , symbol tersebut tidak memiliki arti akan tetapi jika ada kesepakatan bahwa symbol bilangan ''1'' dimaknai yaitu sebuah jumlah suatu benda maka manusia akan memaknai symbol ''1'' merupakan symbol yang menandakan keesahan Allah SWT , yang di mana Allah Berfirman di dalam Al-Qur'an pada Surat Al-Ikhlas ayat 1-4 yang artinya :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline