Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Sila ke Empat Pancasila di Keseharian

Diperbarui: 4 Januari 2022   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia menetapkan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang didalamnya memuat nilai- nilai luhur untuk menghasilkan suatu bangsa yang memiliki masyarakat yang teratur, pancasila ini digunakan sebagai patokan bagi bangsa Indonesia untuk melangkah kedepan, salah satu nilai yang termuat dalam pancasila adalah nilai kerakyatan, nilai kerakyatan mengandung persepsi musyawarah dan pemimpin yang hikmat, bijak, serta mampu menjadi perwakilan aspirasi rakyat, namun pada kenyataannya sekarang ini para wakil rakyat tidak mencerminkan posisinya, dapat dilihat demo besar-besaran tahun 2019 lalu yang ditolak tegas oleh masyarakat, dimana kebijakan pemerintah itu tidak memihak kepada rakyat yang justru melemahkan KPK demi elit politik di negri ini, hukum yang tidak adil, dan korupsi yang bertebaran, hal demikian menandakan nilai kerakyatan yang tentunya memprioritaskan kepentingan rakyat atau kepentingan bersama belum tertanam sempurna dalam diri bangsa Indonesia.

Nilai kerakyatan memiliki arti hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama bersifat segalanya, kurang kuatnya pemahaman nilai kerakyatan dapat diwujudkan dengan penerapan melalui tindakan dalam keseharian dengan mengadopsi nilai kerakyatan, yaitu melalui pribadi dan kolektif atau kelompok dalam artian masyarakat.

Setiap orang setiap harinya memiliki kecenderungan untuk mengambil tindakan, mereka dituntut untuk menjatuhkan pilihan yang tepat daalam mengambil tindakan, agar tidak menimbulkan kakacauan dan kekecewaan di belakang, nilai kerakyatan dapat diterapkan disini dengan berpikir kritis dan matang, diaman harus memperhatikan hal-hal yang akan terpengaruh nantinya, perlu menentukan pilihan dengan memperhatikan kerugian yang paling kecil dan keuntungan yang paling besar, serta jika terjadi kekacauan telah diidentifikasi sebelumnya, misalnya dihadapkan dua pilihan antara kuliah sambil kerja atau kuliah sambil organisiasi,

keduanya memiliki sisi positifnya sendiri, tapi kembali lagi kepada pribadi masing-masing hal krusial apa yang perlu penanganan, misalnya terkendala ekonomi berarti pilihan yang paling teapt adalah sambil bekerja dengan memperhatikan resikonya juga seperti waktu terbagi menjadi dua, sehingga beresiko tugas atau pekerjaan terbengkalai, namun sudah ada solusinya akan mengerjakan tugas tanpa menunda, dan tetap fokus bekerja tidak dialokasikan untuk hal lainnya. Selanjutnya adalah bersikap bijaksana dimana sesorang mapu menempatkan diri dengan benar disegala kondisi dan situasi, dengan mengamati suatu masalah yang berlangsung lalu diolah dengan memperhatikan ketepatan tidak egois namun memiliki pendirian.

Selain penerapannya dalam individu nilai kerakyatan juga harus diterpakan dalam kehidupan berdampingan dengan orang lain, yaaitu dengan melakukan perundingan dalam mengambil tindakan dan mengelola masalah, agar dapat ditemukan jalan tengah yang solutif dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan, misalnya seorang pengendara motor tidak sengaja menabrak grobak sayur dan hancur berantakan, dengan musyawarah saling memberikan tuntutan agar ditemukan jalan tengah, supaya semua pihak tidak dirugikan pemotor mengganti ganti rugi dan korban tidak melaporkan ke pengadilan. Selain perundingan untuk mewujudkan nilai kerakyataan yaitu dengan tidak membeda-bedakan orang lain, menggunakan perspektif objektif dengan melihat benar dan salah, sehingga akan terwujud kerakyatan yang bijak dan hikmat.

Perwujudan nilai kerakyatan dalam berbaangsa dan bernegara dimulai dari pribadi seseorang dan kehidupan masyarakat, hal tersebut meliputi berpikir kritis dan bersikap bijaksana, serta perundingan dan tidak membeda-bedakan orang. Nilai kerakyatan yang mementingkan kepentingan umum seharusnya memperhatikan aspirasi-aspirasi masyarakat yaitu hal-hal yang masyarakat resahkan, bukan hanya bungkam dan membungkam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline