Lihat ke Halaman Asli

Intan Herlina

UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Menyusuri Tantangan Krisis Indentitas oleh Gen Z

Diperbarui: 16 November 2023   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generazi Z tumbuh ditengah-tengah dimana media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk persepsi diri. Dalam mencari jati diri Gen Z menghadapi perjalanan yang rumit dan penuh tekanan dari berbagai pihak

Gen Z lahir dimana kehidupan sudah serba modern hal tersebut membuat hilangnya jati diri bangsa karna adanya globalisasi dan hilangnya rasa nasionalisme. Berbagai tantangan krisis indentitas dihadapi oleh Gen Z dimasa sekarang.

Paparan Media Sosial
Adanya perkembangan globalisasi terutama media sosial memberikan dampak kepada Gen Z. Mereka terpapar  oleh citra yang disajikan media sosial. Adanya platform media yang begitu banyak membuat mereka berpikir perlu membangun identitas yang bagus atau yang lebih dikenal "instagrammable" atau sesuai standar yang mereka dapatkan melalui media sosial. Adanya hal tersebut memberikan tekanan besar untuk mereka dalam memenuhi ekspetasi di media sosial.

Pencarian Jati Diri di Dunia Maya
Adanya perkembangan dalam dunia teknologi memberikan kemudahan untuk semua orang dalam mengakses media sosial. Adanya hal tersebut memberikan ruang pada Gen Z dalam mengeksplorasi berbagai indentitas dalam dunia maya. Mereka bisa saja bereskperimen apa yang mereka temukan seperti gaya dalam berpakaian, gaya musik, hingga identitas gender. Namun terkadang proses ini memberikan dampak yang negatif pada Gen Z jika mereka tidak menyaring informasi yang mereka dapatkan karena tekanan untuk 'tampil' di dunia digital terus meningkat.

Norma dan Ekspetasi Sosial
Seringkali Gen Z dihadapkan pada pilihan yang membuat mereka merasa terbebani akan tuntutan yang ada. Seringkali mereka dihadapkan pada tuntutan norma dan ekspetasi sosial yang berkembang di masyarakat. Mereka merasa perlu untuk memenuhi ekspetasi atau standar tertentu yang biasanya diukur oleh popularitas daring. Seperti standar kecantikan harus berkulit putih. Statement itu seringkali membuat Gen Z berfikiran perlu memenuhi standar tersebut untuk diakui dimasyarakat maupun di media sosial. Hal itu menciptakan dilema bagi Gen Z antara memilih jadi diri sendiri atau memenuhi harapan secara sosial.

Pengaruh Global dan Pluralitas Identitas
Adanya perkembangan teknologi yang sangat maju memberikan pengaruh global yang sangat signifikan. Gen Z tidak hanya terbatas pada identitas lokal saja, namun mereka juga kian terpapar pada berbagai budaya dari seluruh dunia. Adanya pluralitas identitas menciptakan kebingungan untuk mereka dalam pencarian jati diri.

Seharusnya Gen Z ini diberikan pendidikan dan kesadaran digital. Adanya pendidikan literasi digital dan kesadaran dampak psikologis yang ditimbulkan membantu mereka dalam menghadapi tantangan yang ada. Dengan memberikan pemahaman tentang realitas virtual dan memberikan pengenalan nilai-nilai inti mereka ditengah kebisingan digital dapat membantu mereka melewati krisis identitas ini. Proses pencarian jati diri ini seharusnya bukan beban bagi Gen Z, melainkan sebagai kesempatan bagi Gen Z dalam berkembang dan tumbuh sebagai individu yang kuat dan memiliki jiwa nasionalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline