Lihat ke Halaman Asli

Intan PutriPratama

Mahasiswa Universitas Airlangga

Pandemi Covid-19 dengan Penurunan Tingkat Kecerdasan pada Generasi Muda Indonesia

Diperbarui: 29 Mei 2022   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah sekitar 2 thn lebih kita telah melewati masa-masa dimana kita mengenalnya dengan istilah pandemic. Dimana segala aktivitas dibatasi, baik aktivitas social, ibadah maupun Pendidikan. Ini bermula Ketika munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dianggap sangat berbahaya. Virus ini dikenal dengan nama virus corona atau lebih populernya dikenal dengan covid-19. Setelah datangnya wabah covid ini hampir semua tatanan kehidupan berubah hari demi hari hingga keadaan semakin mengkhawatirkan.

Mengapa demikian? Jelas hal tersebut sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan, mengingat segala aktivitas social dibatasi, seseorang tidak dapat berkomunikasi secara langsung seperti halnya mulai lunturnya budaya warga Indonesia yang meliputi 3s (salam, senyum dan sapa). Bagaimana mungkin hal ini tidak terjadi dimana kita sebagai warga dituntut untuk berjaga jarak, tidak saling menyentuh selalu membatasi kegiatan sosial dan lain sebagainya. Dengan segala larangan dan juga peraturan baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah itu pastinya sangat mempengaruhi hubungan sosial yang berakibat awal mula dari hilangnya kepedulian antar sesama. Disamping hal itu dengan adanya pandemic ini perekonomian pun juga ikut terpengaruh.

Semua telah merasakan berbagai dampak yang ditimbulkan dengan adanya pandemic covid-19 ini terutama yang sangat dapat kita rasakan dalam dunia Pendidikan. Setelah adanya segala peraturan dari pemerintah untuk melakukan segala aktivitas dirumah baik itu beribadah, bekerja, maupun bersekolah juga dilaksanakan secara daring tanpa adanya tatap muka atau interaksi secara langsung, hal ini tentunya sangat memicu timbulnya segala proses kegiatan yang dilaksanakan dengan artian tidak memberikan hasil yang maksimal. Banyak anak pada zaman sekarang yang menghiraukan terkait pendidikannya. Apalagi setelah sekolah dilaksanakan secara daring kurang lebih selama 2 tahun hal tersebut menjadi salah satu pemicu terbesar adanya permasalahan diatas.

Mungkin memang hal tersebut dirasa efisien namun pada kenyataanya menimbulkan dampak yang tidak baik bagi anak-anak. Bagaimana tidak? Pembelajaran daring dilakukan secara online dengan menggunakan perangkat lunaknya masing-masing tanpa adanya interaksi fisik secara langsung antara guru dengan murid. Selain itu guru juga tidak dapat memantau secara langsung bagaimana dalam proses pembelajarannya. Dalam hal ini seorang guru pastinya juga mempunyai tantangan besar tersendiri diantaranya mereka harus mampu membuat pembelajaran online secara kreatif, dapat mendesain, mengelola perangkat agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan. Pastinya untuk menghindari kejenuhan dalam proses belajar seorang guru harus mampu membuat kreasi semenarik mungkin dan materi bisa tersampaikan dengan baik.

Bukan hanya itu saja sebelum adanya pandemic seperti ini pada zaman dulu anak TK ataupun SD dengan rentan kelas 1-3 belum begitu gemar mengoperasikan gadget namun kenyataannya pada zaman sekarang gadget merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan. Mereka lebih gemar mengoperasikan perangkat lunaknya dibandingkan dengan bermain Bersama teman-teman seumurannya. Dalam proses pembelajaran pun terkadang mereka tidak bisa fokus dengan materi yang diberikan mereka hanya fokus dengan game yang ada di perangkatnya. Disamping itu terkadang sebagai orang tua pun harus mampu mengendalikan proses belajar anaknya agar tidak salah sasaran.

Contohnya yang dapat diketahui Bersama seorang anak TK yang semestinya mendapatkan banyak pembelajaran secara fisik dan bermain Bersama dalam proses pembelajaran kini hanya termenung di depan layar dan terkadang mereka sangat enggan untuk melanjutkan proses pembelajarannya karena dirasa sangat membosankan. Bahkan terkadang Ketika tugas banyak yang diberikan orang tualah yang mengerjakannya. Memang sangat miris Pendidikan yang ada di Indonesia disaat pandemic ini.

Selain itu banyak tantangan juga dalam proses pembelajaran secara daring ini. Seperti hal nya tidak semua siswa memiliki gadget dan tidak semua orang tua mereka mampu memberikannya, belum begitu mahir atau mengetahui banyak hal tentang mengoperasikan teknologi. Hal tersebut banyak terjadi dikalangan TK dan SD. Terkadang sinyal yang tidak memadai juga menjadi masalah besar di era pembelajaran daring ini. Siswa hanya mendapatkan tugas via whatsapp dan hal tersebut pastinya menjadi slah satu kesulitan yang dialami seorang siswa, sebab tidak ada penjelasan secara detail terkait dengan tugas yang diberikan. Mengapa demikian? Terkadang terdapat guru yang bermalas malasan Ketika memberikan materi Ketika daring mereka hanya memberikan tugas tanpa ada penjelasannya terdahulu sehingga hal tersebut membuat siswa tidak bersemangat untuk mengerjakannya. Disamping itu terkadang tugas yang diberikan sangat banyak dan waktu deadline yang diberikan sangat singkat. Bagaimana proses belajar bisa menjadi lebih baik jika dalam situasi dan kondisi seperti ini.

Berikutnya dengan peraturan dari pemerintah terhadap dilarangnya interaksi sosial secara langsung hal tersebut justru melunturkan segala internalisasi karakter dalam setiap individu. Yang semestinya penanaman karakter ditanamkan sejak dini melalui segala pembelajaran baik itu di rumah maupun tempat belajar. Namun pada kenyataannya sekarang seorang guru tidak mampu memberikannya secara langsung. Hal tersebut tentu akan menimbulkan degradasi moral pada anak. Karena seperti yang diketahui tugas guru tidak hanya untuk memberikan ilmu namun juga berperan sebagai orang tua ke dua bagi siswa. Dengan adanya berbagai tantangan Ketika pandemic ini peran orang tua maupun guru harus selalu ada dan tidak menurunkan semangatnya untuk memperbaiki karakter serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa di era pandemic ini. Memang banyak dampak yang ditimbulkan namun kita juga harus mampu melihat segala hikmah baik yang diberikan. Jadikanlah ini sebagai ujian sekaligus pembelajaran dan jangan pantang menyerah untuk menghadapinya. Semoga tahun 2022 ini bisa Kembali normal sepenuhnya dan kita dapat melakukan segala aktifitas dengan maksimal lagi. Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline