Lihat ke Halaman Asli

intan rahmadewi

bisnis woman

Kebangkitan Nasional dan Momentum Persatuan

Diperbarui: 23 Mei 2024   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

iain ponorogo

Politik etis yang merupakan kebijakan pemeintah Belanda yang diusulkan oleh seorang senator. Latar belakang politik etis adalah tuntutan senator itu kepada pemerintah Belanda terhadap bangsa Hindia Belanda (Nusantara yang kemudian disebut Indonesia) kala itu

Kekayaan alam Nusantara yang diangkut pemerintah Hindia Belanda saat itu telah membuat negara Belanda kaya raya. Namun nasib pribumi (warga nusantara, jauh dari kata makmur. Kondisi mereka memprihatinkan dan ini sangat berbeda dengan bangsa Belanda. Karena itu senator itu mengusulkan ada tindakan terima kasih dari pemerintah Belanda kepada pribumi.

Hal itulah menyebabkan ada kebijakan politik etis yang menyangkut tiga hal yaitu pendidikan untuk kaum pribumi, pembangunan irigasi dan program transmigrasi. Ketiganya tidak berjalan sempurna, namun membawa sedikit perubahan bagi kaum pribumi.

Anak-anak pejabat pribumi seperti anak bupati, wedana dan pegawai pribumi Hindia Belanda muali bersekolah di sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda. Sedkit dari anak perempuan juga mengecap pendidikan itu, beberapa diantaranya sampai ke perguruan tinggi, diantaranya Soekarno yang mengecap pendidikan di Bandung. Hanya saja perempuan  pribumi juga boleh mengecap pendidikan namun cuma sampai kelas dua (ongko loro).

Pendidikan dalam politik etis itulah yang membuat banyak pemuda pribumi menjadi melek pendidikan dan sadar bahwa mereka sedang dijajah Belanda. Kondisi pribumi dan bangsa Belanda yang menjajah mereka sangat kontras. Warga Belanda mendapat kehidupan yang sangat nikmat di atas penderitaan warga pribumi.

Sadar akan hal itu dan melihat perjuangan pendahulu melawan Belanda, para pemuda terpelajar sadar bahwa kini bukan saatnya lagi untuk melawan kolonialisme dengan kekerasan. Melalui jalan diplomasilah, kemerdekaan akan diraih. Karena itu kemudian mereka mendirikan beberapa kelompok berdasarkan asal dan profesi. Ada Serikat dagang islam (SI), ada yong Java, ada PNI dll. Pada tanggal 20 Mei itu menjadi awal sejarah baru di Hindia belanda dari para terpelajar. Mereka bergerak dijalur intelektual.

Tokoh-tokoh dari gerakan 20 Mei inilah yang berusaha keras mendobrak atau lebih tepatnya menggugat kepada penjajah Belanda soal pribumi dan hak-haknya kepada pemerintah Belanda. Tokoh-tokoh ini termasuk Soekarno dan Hatta kemudian mengalami tekanan yang luar biasa diantaranya adalah mereka dibuang ke daerah-daerah yang jauh dari jangkauan kerabat dan teman teman seperti Digul, Flores, dan beberapa daerah lain. Namun itu tidak menyurutkan keinginan bersama untuk meredeka.

Dengan tekanan dan pengetahuan yang luas serta dukungan dari seluruh komponen di Nusantara yang terdiri dari bermacam keyakinan dan etnis, akhirnya kemerdekaan Indonesia bisa diraih. Karena itu Kebangkitan Nasional dan persatuan seluruh komponen bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang harus kita hargai dengan mengisi kemerdekaan sebaik-baiknya.

Jangan sampai karena perbedaan yang ada seperti etnis dan keyakinan, menjadikan kita terpecah-pecah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline