Lihat ke Halaman Asli

intan rahmadewi

bisnis woman

Mari Kembalikan Wajah Islam Seperti Semula

Diperbarui: 22 Maret 2024   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

harakatuna

Sejak tragedy black September pada tahun 2001, dimana dua pesawat yang diduga telah di sabotase oleh beberapa orang dan menabrakkan pesawat mereka di Menara kembar WTC New York, dunia menjadi gempar. Ribuan orang menjadi korban, baik korban nyawa maupun luka-luka. Tragedi terbesar dalam Sejarah terorisme dunia itu menyebabkan kepedihan mendalam bagi masyarakat global.

Reaksi atas peristiwa itu kemudian muncul gelombang gerakan anti islam yang disebut islamfobia. Gerakan itu ada sampai sekarang. Sesaat setelah black September terjadi. Amerika Serikat (AS) sebagai negara tempat terjadinya serangan itu memperketat kedatangan imigran atau turis yang masuk ke AS. Tak hanya tas yang dilihat dan digeledah, tapi juga badan, dan alas kaki. Bahkan bagi laki-laki lebih ketat karena pakaian bagian dalam juga turut diperiksa.

Islamfobia melanda pada sebagian keluarga korban 9/11 yang merasa traumatic. Bahkan sebagian besar warga AS yang tidak punya hubungan apa-apa dengan korban merasakan kesedihan mendalam.  Peristiwa black September mengguncang jiwa mereka. Hal ini juga terjadi di beberapa tempat semisal di Eropa dan beberapa negara dimana islam adalah minoritas.

Mulai ada warga di negara-negara itu yang mulai membenci umat muslim atas teror yang terjadi yang mengatas namakan agama. Di beberapa kawasan , umat muslim selalu dicurigai dan diberi perlakukan berlebihan (cenderung negatif / diskriminatif.) Di beberapa negara malah dianiaya seperti di Myanmar sampai mereka mengungsi  di keluar negeri termasuk Indonesia.

Padahal agama Islam bukan agama yang mengajarkan kekerasan. Ada beberapa pihak yang suka memenggal-menggal ayat , menghilangkan konteknya dan akhirnya hanya pahan teks-teksnya yang kadang kauh dari konteksnya. Ini yang sering diikuti oleh beberapa pihak sehingfga seperti Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan dan teror.

Di sini titik dimana kadang wajah muslim menjadi buruk dan islamfobia mendapat termpat dikalangan non muslim.

Puasa ini bisa menjadi momentum pas untuk mengubah wajah Islam di dunia dimulai dari kita. Esensi berpuasa adalah menahan diri dari hawa nafsu. Puasa mendidik umat Islam menjadi pribadi penebar rahmat yang memberikan dampak citra Islam yang santun, cinta kasih dan perdamaian. Munculnya islamofobia tidak bisa dilepaskan dari stereotipe 'Islam agama kekerasan' yang dipratekkan oleh oknum umat Islam dalam membajak ajaran-ajaran Islam.

Ayo kita perbaiki bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline