Mungkin kita sudah pernah dan sebagian mungkin bosan mendengar soal GKI Yasmin yang berkonflik dengan warga sekitar gereja di perumahan kelas menengah Yasmin.
Hampir 15 tahun izin gereja tidak bisa beroperasi karena Pemda Bogor yang awalnya menerbitkan izin mendirikan bangunan (IMB) gereja itu kemudian mencabutnya dengan alasan ada beberapa kasus pemalsuan persetujuan dari warga sekitar. Dengan dicabutnya IMB itu , GKI Yasmin tidak bisa membangun gereja yang dibutuhkannya.
Kasus itu kemudian naik ke Mahkamah Agung dan pencabutan serta penolakan Pemda atas IMB itu dimentahkan oleh keputusan Mahkamah Agung dan Ombudsman RI. Meski sudah ada keputusan Mahkaman Agung dan Ombudsman namun selama itu pula mereka tidak bisa melakukan ibadah. Sebagai gantinya mereka kerap melakukan kebaktian di di depan istana merdeka sebagai bentuk protes.
Konflik rumah ibadah yang beralamat di jalan KH Abdullah bin Nuh, Bogor Jawa Barat ini sempat jadi isu dunia karena laporan Human Right Watch memuat kisah konflik ini. Event of 2011 menjadi tajuk dari kisah ini. Banyak pihak menyesalkan kasus ini dengan dalih bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat pluralis dan diharapkan untuk bisa menyelesaikannya dengan baik. Banyak negara yang kagum terhadap Indonesia karena mampu mengelola begitu banyak perbedaan dan konflik yang terjadi karenanya.
Pada hari Minggu (9/4/2023) usai kebaktian Paskah, Gereja Yasmin akhirnya diresmikan. Gereja yang kemudian berganti nama menjadi GKI Pengadilan Pos Bogor Barat diresmikan oleh Menkopolhukam, Mendagri dan Walikota Bogor. Peresmian itu digambarkan didahului oleh permintaan maaf oleh Walikota Bogor karena tertunda selama 15 tahun. Dia mengungkapkan bahwa ini merupakan akhir yang membahagiakan bagi semuanya. Hal ini adalah bentuk komitmen pemerintah untuk memastikan hak beribadah bagi seluruh warganya tanpa kecuali.
Setelah secara administratif sudah selesai dan warga sekitar sudah setuju, GKI Yasmin mulai dibangun pada akhir 2021 dan diresmikan. Bukan saja itu merupakan pengabulan doa selama 15 tahun oleh warga jemaat gereja itu, tapi juga bentuk kebesaran hati untuk menghargai perbedaan di bangsa yang besar ini.
