Beragama menjadi dasar dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara pun, agama tetap menjadi dasar. Itulah kenapa dasar negara Indonesia pada sila pertama di dasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa itu artinya?
Segala hal yang ada di bumi ini tidak bisa dilepaskan dari peran Tuhan. Indonesia bisa merdeka juga merupakan izin Tuhan. Dan untuk mengenal tentang Tuhan, itu ada dalam ajaran agama. Dan ajaran agama apapun, pada dasarnya juga mengajarkan prinsip ketuhanan.
Satu hal yang perlu kita pelajari adalah, Tuhan menciptakan bumi dan seisinya dengan beranekaragam manusia yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Ajaran agama apapun menganjurkan antar sesama manusia untuk saling interaksi dan mengenal satu dengan lainnya.
Dalam interaksi tersebut tentu akan ada ucapan atau sikap yang keluar. Ucapan dan sikap itulah harus menjadi perhatian kita bersama. Pada titik inilah tolerans antar sesama manusia sangat diperlukan.
Dalam Islam juga mengenal toleransi. Tidak hanya antar sesama umat muslim, tapi antar umat beragama. Bahkan senyum dengan orang yang baru kita kenal saja, dinilai sebagai ibadah. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.
Meski Indonesia berkembang menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, bukan berarti Indonesia menjadi negara Islam. Karena itulah, dasar negara Indonesia tidak pernah mendasarkan pada agama tertentu. Tapi menegaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Agama tidak hanya berhubungan dengan Tuhan, tapi juga berhubungan dengan antar sesama manusia. Hubungan antar keduanya harus sejalan. Idealnya, tidak ada yang berat sebelah, antara habluminallah dan habluminannas.
Baca: Kunjungan Perdamaian Paus Fransiskus ke Irak di Tengah Risiko Besar
Kepentingan akhirat harus sejalan dengan kepentingan duniawi. Jangan sampai kita terlalu mengejar akhirat, tidak pernah mempertimbangan duniawi. Hubungan antar sesama manusia semestinya juga harus dijaga.
Karena itulah setiap agama mengajarkan kemanusiaan dan perdamaian. Tujuannya untuk apa? Agar kita bisa mengukur diri, apakah kita ini sudah cukup manusiawi? Sudahkah kita saling menghargai dan menghormati?
Jika belum, maka saatnya kita introspeksi. Karena saat ini banyak sekali yang mengatasnamakan agama, tapi ucapan dan perilakunya justru jauh dari ajaran agama. Bahkan tidak aktifitas intoleran hingga terorisme pun, juga seringkali membawa agama karena dianggap menegakkan agama.