Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Photo Passport

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi memperpanjang masa berlaku passportku, pada suatu hari yang mendung gulita (sebenarnya ga memenuhi syarat untuk ditambahkan kata "gulita" karena ga gelap-gelap banget, tapi ya udah lah, anggap aja kosakata baru), daku pergi ke kantor imigrasi untuk memenuhi panggilan pemotretan (halah bahasanyaaaaa)..  Sebenarnya hari itu aku emang lagi rada-rada gedek sama imigrasi, secara prosedur, persyaratan, sama biaya memperpanjang passport persis sama kayak bikin passport baru. Padahal kan mestinya ga gitu ya? Anyway, aku menghabiskan hampir setengah harian itu untuk ngobrol masalah prosedur ini sama temen-temenku, ngobrolnya mencakup adegan saran, kritik dan sedikit ngomel-ngomel.

Singkat kata singkat cerita, aku nebeng mobil kantor yang kebetulan pergi kearah yang sama, dan diturunkan di kantor imigrasi.Sesampainya disana, aku ngantri tunggu giliran buat dipoto. Pas ngantri itu aku ketemu sama salah satu dosenku yang juga nunggu giliran buat dipoto. Akhirnya nomorku dipanggil. Dalam proses verifikasi data sebelum foto, aku denger ada yang manggil namaku. Ternyata itu temen SD ku, udah hampir 20 taon ga ketemu dan dia sekarang bekerja di kantor imigrasi. Jadi di ruangan itu ada tiga petugas, tukang poto yang sebut saja namanya Bang B, Kak A dan Temen SDku yang bertindak sebagai pewawancara.

Kak A : Silahkan Intan duduk dikursi di depan saia

Intan: Baeklah.. (dengan senyuman khas banci poto)

Kak A : Kita mulai ya.

Intan : *Pasang muka senyum andalan selebar tampah

Kak A : Ya, 1..2..3... *trus menggeleng-geleng

Intan : Kenapa kak?

Kak A : Kita ulang ya..1.. 2...3.. *geleng-geleng lagi

Intan : Kenapa kak?

Kak A : Kita ulang aja ya.. coba duduknya agak kedepan lagi. Ya. 1.. 2..3 *geleng-geleng lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline