Lihat ke Halaman Asli

Rujak Kota yang Menggiurkan

Diperbarui: 24 November 2018   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

JEPARA- Kesegaran buah dan rujak yang dijajakan oleh Bapak Dayat setiap harinya di Masjid Agung Jepara selalu mendapatkan tempat di hati para pelanggannya.

Usai beribadah, jamaah masjid sering beristirahat di sekitar masjid dan di taman kota sambil menikmati kesegaran buah maupun rujak yang dijajakan oleh pak Dayat. Meskipun beliau hanya berjualan dengan gerobak kayu, beliau sangat menjaga kualitas barang dagangannya.

Berdasarkan penuturan seorang pembeli, Vavha, berkata bahwa cita rasa rujak pak Dayat enak dan sesuai dengan lidah orang Jepara. Level pedasnya pun bisa dipesan sesuai dengan selera pembelinya. Selain itu, pembeli juga dapat meminta buah apa saja yang diinginkan dalam rujak tersebut.

"Rujaknya enak. Semuanya pas, pokoknya enak banget. Saking enaknya, saya nambah porsi lagi, sampai habis 4 piring. Harganya pun sangat ramah di kantong, cuma Rp. 8000 per porsinya." Imbuh Vavha.

Berbekal dari banyaknya pengalaman, pak Dayat mampu meracik sambal yang untuk rujak yang dijualnya. Beliau sudah berdagang di Jepara dari tahun 2008, jadi sudah sekitar 10 tahun berdagang rujak di Jepara.

 "Saya ini seorang perantauan. Saya berasal dari Klaten. Disini, saya berdagang rujak mulai dari tahun 2008. Dan disini saya tinggal di rumah kontrakan di desa Panggang. Kalau musim penghujan, saya kembali ke kampung halaman saya di Klaten untuk bertani dan mengurus ladang disana." Kata pak Dayat.

Rutinitas berdagang pak Dayat dimulai dari setelah subuh dengan membeli barang dagangannya di pasar Ratu Jepara. Kemudian mulai menjajakan barang dagangan dari pukul 09.00 WIB sampai sore hari. Tempat beliau menjajakan barang dagangannya, biasanya di Masjid Agung Jepara, alun-alun Jepara, sampai di pasar Jepara. Kalau dalam sehari dagangannya tidak habis, maka tidak bisa dijual untuk hari berikutnya, karena buah yang dijualnya mudah busuk. Jadi kalau tidak habis ya harus dimakan sendiri atau dibuang.

 Meskipun usia pak Dayat tidak muda lagi, namun semangat beliau untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarganya sangatlah tinggi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline