Yesus seorang visioner. Ia memahami bahwa upaya preventif atau pencegahan terjadinya perselingkuhan harus dilakukan sebelum terjadi. Yesus tegas mengajarkan bahwa seluruh anggota tubuh kita merupakan Bait Allah yang harus dijaga kesuciannya dan dicegah ke arah pemuasan hawa nafsu belaka. Mulai dari pikiran, hati dan jiwa harus berkomitmen setia pada pasangan. Yesus mengajarkan untuk menutup semua celah pintu masuk timbulnya perzinahan, sejak dari calon benih timbulnya perselingkuhan.
Firman dalam Taurat "Jangan berzinah" dipaparkan dalam Injil Matius dengan ketegasan bahwa untuk menghindari timbulnya rencana ke arah zinah dan selingkuh harus dimulai dengan usaha-usaha preventif atau pencegahan. Matius dalam menyampaikan pewartaannya berusaha masuk melalui wilayah Hukum Musa atau Taurat dan berusaha menekankan bahwa Yesus adalah penyempurna Taurat. Kita dapat telaah bahwa Matius memasukkan istilah-istilah dalam hukum Taurat seperti "cungkil mata, penggal tangan atau anggota tubuh lain penyebab awal timbulnya zinah atau perselingkuhan".
Dalam dunia modern saat ini tidaklah mudah mempraktekkan apa yang diajarkan Yesus untuk menjaga mata dan tangan dalam interaksi pergaulan antar lawan jenis, terlebih di dunia kerja dan hiburan. Kepatuhan dalam menjaga pandangan mata untuk tidak memandang lawan jenis dan menghindari bersentuhan tangan dengan lawan jenis saat berjabat tangan, bukan menjadi pilihan mudah dalam konteks interaksi hubungan manusia perempuan dan lelaki masa kini. Apalagi dunia para profesional secara internasional menyatakan bahwa pandangan mata fokus pada lawan bicara dan jabat tangan erat sambil menangkupkan kedua belah tangan merupakan gestur dapat dipercaya dan kredibel.
Yesus tidak pernah menyetujui perceraian pasangan suami dan istri. Hukum Musa menyatakan surat cerai dapat dibuat, bila salah satu berzinah, namun Yesus menegaskan mereka yang membentuk perkawinan baru kedua, ketiga dan seterusnya usai perceraian, masuk kategori berzinah. Intinya perkawinan hanya satu kali dan seumur hidup. Komitmen dan janji kesetiaan hanya pada satu pasangan di hadapan altar Tuhan saat sakramen perkawinan harus tetap dijaga. Suami dan istri harus terus menjaga komitmen itu dengan menutup celah timbulnya perselingkuhan sebagai cikal bakal terjadinya perzinahan.
Refleksi: di tengah interaksi relasi perempuan dan lelaki di kehidupan modern saat ini, apakah kita sanggup menekan hati, pikiran dan jiwa berkomitmen tetap setia pada pasangan dan melakukan tindakan preventif mencegah celah masuk tindak perselingkuhan?.
(RENUNGAN BIBLIS - Matius 5: 27-32)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H