Lihat ke Halaman Asli

Istudiyanti Priatmi

Fortiter in re, suaviter in modo (Claudio Acquaviva, SJ)

BDSM Melanda Kaum Mahasiswa

Diperbarui: 24 Februari 2024   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya tercenung membaca berita pembunuhan akibat BDSM dan saya mencoba mengkaitkan antara dua peristiwa hukum kasus pembunuhan di Jogya dan Cianjur yang sama-sama melibatkan mahasiswa berwajah 'unyu' alim dan 'culun' lugu sebagai para peserta komunitas BDSM.  Bayangkan usia mereka masih di kisaran dua puluhan tahun bahkan ada yang berprestasi, kok ya bisa terjerumus dalam dunia BDSM yang tidak beradab 'uncivilized'.

Dari pengakuan tersangka di Cianjur, perilaku kesukaan akan BDSM didapat dari jebakan teman sesama mahasiswa yang melakukan pelecehan dan ternyata ia menyukai bahkan menikmatinya sebagai gaya hidup.  Tak tanggung-tanggung di usianya yang ke-23 tahun, ia sudah melakukan praktek BDSM dengan 10 lelaki berbeda.  Wah ternyata BDSM menular bersama merebaknya HIV AIDS.

Kedua mahasiswa asal Jogya dan Cianjur ini semua tergabung dalam komunitas BDSM homoseksual melalui Facebook.  Bahkan postingan mereka saling dipertukarkan dalam laman medsos.   Sungguh saya terheran, betapa kesempatan belajar di universitas bisa terpapar dunia menyimpang.

BDSM CERMINAN SADISME

BDSM (bondage, dominance, sadism, and masochism) penyederhanaannya adalah perilaku aktivitas seksual yang menyimpang dalam kaitan dengan relasi master - slave (tuan - budak).   Beberapa referensi menyatakan bahwa para pasangan yang mempraktekkan BDSM harus saling tunduk pada komitmen untuk menyudahi, bila salah satu pihak tidak mau melanjutkan, namun siapa dapat memastikan batas sebuah tindakan sadis bila telah menjadi 'habit'?.  Kasus pembunuhan dengan penganiayaan berat, bahkan mutilasi yang kejam seolah seharusnya tidak berasal dari dunia mahasiswa yang secara akademis terdidik, namun ternyata terjadi juga.  Siapa yang salah?.

Bibit KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) setelah mereka "berumah tangga" bisa jadi cerminan kesukaan akan tindakan sadisme menyakiti pasangannya.   Kasus KDRT merebak sebagai kasus terbanyak tingkat perceraian.  Siapa yang salah?.

PERLINDUNGAN KAUM MUDA

Usia dewasa muda di atas 18 tahun memang merupakan usia penuh keingintahuan, eksploratif dan mencari contoh 'role model'.  Di usia ini kontrol orang tua sudah berkurang, bahkan hilang, berubah menjadi ketergantungan pada sosok teman.  Dibutuhkan rasa percaya diri yang besar untuk memilih teman dan memutuskan lingkaran pertemanan yang merugikan.  

Perlu sosialisasi yang tegas dari Pemerintah, kampus, komunitas keagamaan dan komunitas kepemudaan bahwa BDSM adalah tindakan sadistis yang merugikan dan menimbulkan bahaya cacat bahkan meninggal dunia.

Cinta itu lembut dan tidak akan menyakiti, BDSM itu bukan cerminan cinta.  Tidak perlu berkenalan dengan BDSM, karena bisa tertular.  Astaga!. 

Ooo000ooO




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline