Lihat ke Halaman Asli

Istudiyanti Priatmi

Fortiter in re, suaviter in modo (Claudio Acquaviva, SJ)

Berbahasa Isyarat Sambil Ngopi di Serona Coffee

Diperbarui: 13 Oktober 2021   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Serona Coffee diresmikan berbarengan dengan peresmian ABK UMKM dan Pelatihan Ecoprint bagi ABK yang diselenggarakan ABK UMKM/Yayasan Griya Bina Karya ABK (wadah pembinaan anak berkebutuhan khusus dan media penghubung antara ABK, pemerintah, perusahaan dan perguruan tinggi) pada tanggal 28 September 2021.  Diberitakan Serona Coffee dikelola tuna rungu.  Hal ini membuat kami di ABK UMKM salut dan menjadwalkan visit serta brainstorming Serona.
Saat ABK UMKM berkunjung, kami kagum dengan interior design Serona yang minimalis, namun mahal dan berkualitas.  Nampak produk furniture meja dan kursi dari kayu utuh dan peralatan coffee maker yang bagus.  Serona juga mempergunakan semua ruang dan fasilitas Emerald Sport Club di dalam Kompleks Emerald Bintaro Jaya.  Sungguh investasi yang besar

dokpri

Saat kami datang, kami disambut para waitress tuna rungu yang mempergunakan bahasa isyarat.  Kami nyaman berinteraksi dengan mereka, meski pesanan minuman ada yang salah antar, termasuk hot chocolatte saya yang dikirim cold dan saya sedang sensitif tenggorokannya.  Pengantaran pengganti pesanan salah sangat lama dan hasil minumannya "tidak hot", namun saat diantar wooww...  cantik penampilannya.   Teman yang memilih kopi memuji kopinya enak.  Harga setara coffee shop level menengah dan mereka punya camilan ala croissant produk UMKM yang Rp7.000,- disajikan hangat.  Asik sebagai teman ngopi saat berdiskusi.  

Saya dengar ada waitress yang ngambek bahkan ada gelas yang jatuh, entah sebab apa, sehingga ada sedikit suara mengganggu.  Mungkin suara musik ala lounge bisa meredamnya.

dokpri

Saya pun bertanya tentang owner kafe ini, ternyata pemiliknya bukan tuna rungu yakni 3 mahasiswa kedokteran, namun memperkerjakan separuh karyawannya tuna rungu.  Jadi ada barista yang bukan tuna rungu.  Kami salut.

Saya evaluasi bahwa ternyata pendampingan ABK saat baru bekerja memang diperlukan, namun dengan pengulangan dan pengalaman kerja yang panjang akan membentuk mereka menjadi specialist dan mandiri independen atau semi independen.

dokpri

Salut Serona Coffee.

OooOOOooO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline