Lihat ke Halaman Asli

Istudiyanti Priatmi

Fortiter in re, suaviter in modo (Claudio Acquaviva, SJ)

Menari Jawa Klasik: Such A Contemplation!

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13986726161232356367

Mempelajari tari Jawa Klasik di usia saya yang sudah 44 tahun kala itu bukanlah hal yang mudah.  Meski saya telah menari tari Jawa sejak kelas 2 sekolah dasar, namun semangat saya untuk belajar menari kembali sungguh mengherankan banyak teman seusia saya.

Saat pertama kali belajar menari di bulan Februari 2013 hingga bulan berikutnya saya merasakan tubuh terasa sangat pegal dan kaku usai menari.Hingga bulan ke-3 belajar menari saya masih ragu-ragu, apakah saya akan terus menari ataukah berhenti.Saya bertekad bertahan hingga akhir bulan ke-3 dan ternyata justru saya merasakan sesuatu yang berbeda.‘Roso’ saya terbentuk dan saya mulai mencintai setiap detil gerakan tari.

[caption id="attachment_321716" align="aligncenter" width="544" caption="Sejak usia kanak bagus sekali belajar menari tari tradisional."][/caption]

Awalnya saya sulit membedakan antara beberapa nama tarian yang kami pelajari, yaitu tari Jawa Klasik Gaya Jogyakarta: Nawung Sekar, Sari Wirogo dan Sari Kusumo.Namun dengan berjalannya waktu, saya mulai dapat mengikuti detil gerak yang diajarkan guru tari kami.

[caption id="attachment_321717" align="aligncenter" width="479" caption="Menari tari Jawa Klasik seperti bermeditasi. Such a contemplation!."]

13986727011951769695

[/caption]

Saya merasakan banyak manfaat yang saya dapatkan sejak saya tekun berlatih menari setiap minggu yaitu tubuh terasa lebih gesit dan cekatan dan anggota tubuh lebih lemas dan tidak kaku.Saya yang sebelumnya terkesan ‘sradak-sruduk’ dalam bertindak, sekarang menjadi lebih kalem dan tenang.Saya mempelajari bahwa setiap detil gerak tubuh mengandung makna yang filosofis.

[caption id="attachment_321718" align="aligncenter" width="576" caption="Kami belajar detil gerak dengan guru tari, Ibu Maria Darmaningsih."]

1398672800655463621

[/caption]

Utamanya adalah timbulnya rasa nyaman serta santai yang saya peroleh selama dan sesudah menari.Such a contemplation!.Mari belajar menari (kembali) tari Jawa Klasik.

Ooo000ooO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline