Menghadiri pesta ulang tahun adalah hal yang dinanti-nantikan oleh anak-anak. Ya, mereka akan melihat balon, kue, bertemu dengan teman-teman, mendapat bingkisan (souvenir), hadiah, dan lain-lain.Tak terkecuali anakku Sarah yang berusia 3 tahun 10 bulan itu, sangat senang sekali mendapat undangan pesta ulang tahun dari temannya Cheryl.
Hari Minggu kemarin aku mengantar Sarah ke pesta ulang tahun Cheryl yang diadakan di sebuah restoran cepat saji di Kawasan Perumahan Citra Kalideres Jakarta Barat. Sesampainya disana Sarah terlihat senang dan bersemangat sekali menuju lokasi pesta ulang tahunnya di lantai 2. Apalagi saat itu, tidak ada badut. Karena Sarah tidak suka badut.
[caption id="attachment_297434" align="aligncenter" width="300" caption="Sarah Hanifa"][/caption]
Acarapun dimulai. Pembukaan oleh MC, Pemotongan kue dan pembacaan doa pun telah selesai dilaksanakan. Sebelum pemberian souvenir (bingkisan) kepada anak-anak, maka Sang MC pun mengadakan permainan (games). “Siapa yang mau hadiah? Siapa yang mau bermain? “ Ajak si MC bersemangat. “Sayaaaaa.” Anak-anakpun menjawab dengan suara lantang. Sang MC pun melanjutkan ajakannya. “ Anak-anak, kita kan bermain duduk-berdiri. Siapa yang salah, akan dihukum dan maju ke depan. Siap anak-anak?”. Anak-anak menjawab lagi, "Siaaaaap kak!”.
Sang MC pun mulai menjalankan misinya. Permainan pun berlangsung. Alhasil, ada 5 anak yang salah dan dihukum maju kedepan. Hukumannya adalah mereka disuruh memanggil nama Cheryl dengan suara lantang. Yang menang adalah anak yang memanggil dengan suara paling lantang. Walaupun kenyataannya, 5 orang anak yang dihukum di depan tadi mendapat hadiah semuanya.
Orangtua yang kelima anaknya dihukum dan maju ke depan itu sangat senang. Ya, siapa sih yang gak senang melihat anaknyatampil dan aksi di depan. Acara games pun selesai. Semua anak akhirnya mendapatkan souvenir (bingkisan) dan makanan dari Cheryl. Di dalam perjalanan pulang kucoba bertanya kepada Sarah, “Sarah, Kenapa gak ikut maju ke depan?”. Lalu Sarah dengan polosnya menjawab, “ Ayah, aku gak mau dihukum. Yang maju itu kan, karena dihukum.”.
Gubraaaak! Akupun langsung kaget mendengar jawaban dari putri kecilku itu. Akupun tersenyum dan langsung mencium pipinya. Seraya berdo’a dalam hati, semoga engkau menjadi anak yang shalehah dan cerdas. Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H