Lihat ke Halaman Asli

Grafik Pertumbuhan, Tanda si Kecil Sehat

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

[caption id="" align="alignright" width="280" caption="waktu tepat untuk imunisasi (Photo by www.inspirasisehat.com)"][/caption] Becombion, inspirasisehat.com - Merry cemas melihat pertumbuhan si kecil Marcel. Meski tinggi badannya setara dengan teman-temannya, tapi badannya terlihat lebih kurus dibanding teman-temannya. Di usia tiga tahun, Marcel memiliki tinggi badan 96 cm dan berat badan 14 kilogram. Merry khawatir, Marcel kekurangan gizi dan hal tersebut akan menghambat tumbuh kembang si kecil, baik fisik maupun kecerdasannya. Apa yang dicemaskan Merry memang merupakan hal yang jamak terjadi pada orangtua. Ada orangtua yang merasa khawatir ketika anaknya terlihat lebih kurus atau lebih pendek dibanding teman-temannya. Padahal, tidak selalu anak yang lebih kurus dan pendek dibanding temannya, berarti pertumbuhan badannya terhambat. Bisa jadi, temannya yang tumbuh lebih cepat dibanding anak lain. Sebenarnya, ada banyak cara untuk mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan anak normal atau tidak. Dan, agar tahu pasti si kecil tumbuh sehat, cara-cara berikut harus Anda lakukan. Pertama, yang paling mudah adalah dengan dengan berkonsultasi ke dokter. Dokter pasti bisa memberikan pendapat dengan tepat mengenai pertumbuhan si kecil. Dokter juga bisa membantu apa saja penyebabnya, seandainya pertumbuhan dan perkembangan si kecil tidak normal dan optimal. Solusi mengenai masalah yang dihadapi juga bisa didapatkan dari dokter. Kedua, selain berkonsultasi ke dokter, Anda sebenarnya juga bisa melakukan observasi sendiri mengenai pertumbuhan si kecil. Anda masih ingat ketika membawa si kecil ke posyandu? Posyandu memberikan manfaat yang besar untuk memantau tumbuh kembang si kecil. Posyandu bukan hanya sebatas rutinitas timbang badan saja. Anda juga bisa memantau pertumbuhan si kecil melalui kartu sehat dari Posyandu. Kartu sehat yang berbentuk seperti leaflet tersebut memberikan informasi berharga mengenai tumbuh kembang anak. Di lembar kartu tersebut terdapat grafik tumbuh kembang anak di mana zona pertumbuhan normal ada di zona warna hijau. Selama si kecil berada di zona tersebut dan tidak mengarah ke warna kuning, maka pertumbuhan si kecil dalam keadaan normal. Selain itu, Anda juga bisa melihat perkembangan anak dari gambar yang ditampilkan di kartu tersebut. Di sana terdapat gambar anak-anak yang sedang melakukan berbagai aktivitas. Gambar-gambar tersebut merepresentasikan perkembangan syarat motorik kasar maupun motorik halus si kecil. Jika si kecil bisa melakukan apa yang digambarkan anak seusianya di gambar tersebut, berarti Anda tak perlu khawatir, karena perkembangannya bisa dikatakan normal. Selain dengan kartu sehat, Anda juga bisa mendapatkan grafis tumbuh kembang anak dari internet. Terdapat data-data mengenai tumbuh kembang anak di dunia maya. Anda tinggal mengunduhnya dan mencocokkannya dengan pertumbuhan si kecil. Tinggal browsing dengan kata kunci berat+tinggi ideal, akan terpampang beragam informasi tentang grafik tumbuh kembang anak. Pengamatan Anda terhadap si kecil ini harus dilakukan secara kontinyu dan reguler agar tumbuh kembang si kecil bisa selalu dipantau dan diusahakan bisa optimal. Tentunya, apa pun hasil yang Anda dapat setelah mencocokkan dengan grafik perkembangan tersebut, sebagai orangtua, Andalah yang berkewajiban menjaga agar si kecil tetap berada pada grafik normalnya. Untuk itu, selalu jaga kesehatan, berikan makanan yang terbaik, dan jika perlu, berikan suplemen perkembangan anak demi masa depan yang lebih baik. Suplemen perkembangann anak akan melancarkan metabolism sang anak yang dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhannya. Follow inspirasisehat.com on Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline