Aku memberanikan diri untuk mengikuti Event Inspirasiana. Aku pikir, ada baiknya berbagi pemikiran bersama teman-teman Kompasiana terkait evaluasi 2022 dan resolusi 2023. Mungkin dengan cara seperti ini pemikiran kita bisa terbuka akan suatu kegiatan.
Tahun 2022 sebentar lagi akan berlalu. Entahlah, apakah tahun ini aku termasuk pribadi yang produktif ataukah pribadi yang pemalas. Ah, rasanya belum begitu banyak yang bisa aku lakukan pada tahun ini.
Pindah Domisili, Berubah Semua
Perpindahan tempat domisiliku di awal tahun 2022 membuat aku sedih karena harus berpisah dengan anak-anak TPA yang beragam karakternya. Namun, aku pun senang bisa berkumpul lagi dengan kedua orang tuaku. Impianku untuk sering mengunjungi orang tua terwujud sudah di tahun ini.
Meskipun jarak rumahku dengan orang tua sekitar 10 km. Aku bersyukur akan hal itu karena keadaan sekarang ini sudah lebih baik daripada tahun kemarin. Dengan berdekatan tempat tinggal, aku akan sering mengunjungi beliau dan berdoa agar Emak dan Papa selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt.
Perpindahanku ke kota memberikan aku kesempatan untuk kembali ke masa 7 tahun yang lalu, yaitu mengajar. Meskipun berada pada instansi yang berbeda, semua yang terjadi membuat aku senang menjalaninya.
Pencapaian di 2022
Secara pencapaian, tahun 2022 ini aku hanya melakukan kegiatan menulis online. Tahun ini juga aku sering mengikuti perlombaan menulis, baik di blog, email, instagram. Aku mulai menjajal kesukaan baruku, yaitu membuat konten resensi buku dan artikel. Dari beberapa lomba itu, alhamdulillah aku bisa meraih kata 'juara', setidaknya juara bagi diriku sendiri.
Bagiku juara adalah bonus yang tak terduga dari-Nya. Dia ingin membuat aku untuk terus berlatih menulis. Tahun 2022 aku mulai mengaktifkan diri dalam mengolah akun di kompasiana.
Sejauh ini rencana pribadiku bisa dikatakan terpenuhi meskipun tidak maksimal. Ini sebabkan karena setiap anggota keluarga silih berganti sakit. Sebab itu pula kadang aku tidak bisa membagi waktu dalam menulis.
Awal Perubahan Itu
Hal yang tak kusangka setelah beberapa bulan pindah di tempat yang baru, aku diminta mengajar di sebuah SD negeri. Sebenarnya, cukup repot bagiku untuk melakukannya apalagi 3 bocah sekolah dan harus diantar-jemput. Namun, ternyata para bocah sangat membantu. Mereka dengan sendirinya menyiapkan perlengkapan sendiri tanpa kuminta.
Keinginan para bocah agar aku menjadi guru kembali diberikan secara penuh. Sikap mereka terlihat dari jadwal bangun tidur, mandi, sarapan, yang dilakukan secara konsisten. Aku sendiri bangga kepada mereka. Ternyata, mereka mampu mandiri tanpa diminta.