Sejak tahun 2012, saya mulai menuliskan resolusi di dalam satu folder di laptop. Pada akhir tahun saya akan menuliskan evaluasinya dan menulis resolusi tahun berikutnya. Hal ini sebenarnya mengasyikkan untuk saya, karena saya seolah-olah merencanakan planning besar untuk hidup saya selama setahun ke depan.
Sayangnya, setiap akhir tahun dan melakukan evaluasi, saya biasanya malu sendiri karena banyak dari catatan resolusi yang tidak tercapai. Hal ini menjadikan lelucon yang sering dibicarakan orang menjadi nyata, yaitu "Resolusiku tahun ini adalah melanjutkan resolusi tahun lalu yang belum tercapai!"
Duh, aduh ... lelucon itu saya banget.
Dulu saya malah sangat berpatokan pada angka-angka dalam membuat resolusi, misalnya 'menulis 6 naskah dan dimuat di media' lalu jika di akhir tahun naskah yang dimuat hanya 3, saya akan memberi nilai 50 untuk pencapaian di bidang hobi.
Jadi biasanya resolusi itu saya bagi menjadi: hobi, karir, keluarga, dan religi. Hobi contohnya seperti yang sudah saya sebutkan di atas, menargetkan harus sekian naskah dimuat. Karir biasanya mirip-mirip, misalnya menulis 2 jurnal dalam setahun (karena saya dulu seorang peneliti dan salah satu tugasnya adalah menulis jurnal). Keluarga, contohnya saya menargetkan akan bikin kue sebulan sekali atau dua minggu sekali. Religi, misalnya hafal salah satu surat, atau niat salat tahajud tidak putus. Semacam itulah resolusi yang biasa saya susun.
Tahun 2022 ini, saya tidak lagi menulis resolusi seperti itu lagi. Mungkin saya sudah malu hati sendiri karena resolusi-resolusi itu selalu tidak pernah tercapai 100%. Tahun 2022 saya justru menuliskan tiga resolusi saya dalam artikel Kompasiana.
Resolusinya tidak muluk-muluk karena takut kalau tidak tercapai. Eeeh, ternyata walaupun tidak muluk-muluk, pencapaiannya rupanya kurang memuaskan juga. Jadi resolusi yang sempat saya tulis di Kompasiana itu antara lain:
- Minum 8 gelas air putih sehari
- Mengajari anak-anak bahasa ibu (bahasa Jawa)
- Menamatkan 2 buku baru setiap bulan
Sangat sederhana kan, resolusi tersebut? Namun harus saya akui bahwa saya tidak selalu minum 8 gelas sehari, tapi saya sudah berusaha untuk rutin minum air putih. Mengajari anak-anak bahasa Ibu ternyata butuh niat yang lebih dari gigih. Niatnya harus dikencengin lagi. Yang terakhir, soal membaca buku, ternyata sampai 7 November 2022, saya baru menyelesaikan 5 buku dari target 24 buku dalam setahun! Olala.
Untuk tahun 2023, saya belum menetapkan resolusi, namun ada satu resolusi yang ingin saya niatkan yaitu hidup lebih sehat. Saya sempat menjalani pemeriksaan pengobatan alternatif dari seorang sinshe, bulan lalu. Beliau mengatakan saya harus berhati-hati dengan tulang saya. Jadi tahun 2023, bahkan mulai dari sekarang, saya akan menambah asupan kalsium dari berbagai sumber makanan dan minuman dan juga merutinkan untuk berolahraga ringan. Satu resolusi itu akan ditambah dengan ... yes, of course, lagu lama ... melanjutkan resolusi tahun lalu yang belum tercapai!**
Makassar, 7 November 2022