Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Resolusi 2023 dan Introspeksi 2022

Diperbarui: 10 November 2022   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resolusi 2023 dan Introspeksi 2022 | ilustrasi: ijeab on Freepik

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah ketika saya melihat diriku dan Ibu. Saya terlahir dari sepasang petani. Kebutuhan sehari-hari ditopang oleh Ibu yang berdagang kerupuk di pasar sedang ayah bertani yang setiap 3-4 bulan sekali baru bisa dipetik.

Ayah orangnya nriman, artinya menerima apa adanya, gak mau ngoyo, apa yang ada itu yang dinikmati. Sedang ibuku orangnya pekerja keras, aktif dan semangat. Selama dia mampu dan bisa dilakukan dia terus mencoba.

Berjibaku siang dan malam mencari cuan untuk sekedar makan dan biaya untuk kelima anak-anaknya.  Alhamdulillah kemudahan-kemudahan dia dapatkan karena niatnya yang lurus. Ibu meyakini selama usahanya halal maka jalan yang dituju akan dipermudah Allah.

Beliau selalu bilang “Gusti Allah Maha Sugih, ojo khawatir masalah dunyo, mesti engko diciprati.” ( Allah Maha Kaya, jangan hawatir masalah harta, pasti Allah akan memberinya”).

Itu yang sering disampaikan pada anak-anaknya, hingga saat ini. Kerja keras dan semangat itulah yang mungkin nurun. Saya sendiri pekerja keras, semangat dan aktif hingga terkadang jika kelelahan dan sakit, banyak yang menyarankan agar mengurangi aktifitas.

Saya bersyukur diberi kesempatan untuk bertemu dan bergabung dengan berbagai komunitas yang bermanfaaat dan berilmu, sehingga banyak mendapat pengalaman dari komuntas. Mulai komunitas menulis, komunitas menjaga sehat, sosial keagamaan, dan lain-lain.  

Sebagai introspeksi di tahun 2022 ini, semoga hal-hal positif yang kami dapatkan selama ini bisa saya lanjutkan, ngalap barokah dari para senior dan menambah kemanfaatan pada yang lain.

Hidup selalu dihadapkan pada dua pilihan yang samar-samar. dan itu sering saya alami. Sehingga tak ada pilihan lain kecuali hanya pada Allah semata semua saya pasrahkan. Saya hawatir jika pilihan itu tidak sesuai dengan ekspektasi justru akan menyakitkan.

Saya sendiri merasa, tidak bisa menjadi  orang yang  yang tegas, ketika dihadapkan pada dua pilihan. Bagiku setiap masalah yang saya alami adalah semu. Artinya semua ada sisi baik dan buruknya. Misalnya jika harus memilih dua calon mantu, dua-duanya baik walaupun pasti ada kekurangannya.

Apakah saya bisa tegas, dua sisi yang semu seperti itulah yang sering saya temui. Dan masih banyak lagi masalah-masalah yang timbul untuk menentukan dua pilihan yang objek dan bobotnya mirip-mirip.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline