Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Damai Desa

Diperbarui: 5 Mei 2022   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Damai Desa - Shayan Ghiasvand on Unsplash

Sesak udara kota memantik rindu
pada surau, dangau dan bangau

Alam desa nan sejuk dan damai
Goyong royong masih menjadi tradisi kuat masyarakat di sana

Ada kicau burung menghalau murung
Ada kokok ayam jantan menyambut suasana riang

Mimik riang nan berseri di setiap wajah
Bersapa insan yang berpapasan dengan ramah

Di balik jendela, perawan desa tersenyum malu
Rambut bak mayang mengurai berparas ayu

Alam nan elok, berjarak bising serta hiruk-pikuk
Menenggelamkan rasa dan jiwa dalam nyaman sejenak

Petani turun ke sawah, mananam padi, menyiangi, dan menanti. 

Lalu, ada senyum sumringah, di antara peluh yang bersimbah

Ke mana pun pergi selalu ingin pulang
Ada sejuta kenangan yang tak ternilai dengan uang
Sukacita tawa riang
Kesibukan kota acap kali membuat hilang.

Puisi persembahan Inspirasiana, 5 Mei Hari Lembaga Sosial Desa

Oleh BR, TA, AR, WA, FS, NT, SW, dan KT. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline