Sebuah karya fiksi adalah refleksi kenyataan zaman dan hidup insan. Demikian pula sebuah puisi lebih dari sekadar baris-baris puitis. Ia adalah jendela untuk memahami realita dan sejarah manusia.
Mungkin tidak pernah kita mendengar tentang Tonino Guerra, pemuisi Italia yang pernah dipenjara saat Perang Dunia Kedua. Kali ini, mari kita ulik puisi "Akhir Dunia" karya Tonino Guerra. Sebelumnya, mari kita bahas secara singkat siapa Tonino Guerra.
Profil Tonino Guerra, pemuisi Italia
Tonino Guerra lahir pada tahun 1920 di Santarcangelo di Romagna, Rimini. Di kota kecil inilah, Tonino Guerra meninggal pada tahun 2012.
Semasa hidupnya, Tonino adalah seorang guru SD. Selama Perang Dunia Kedua, Tonino dideportasi ke Jerman dan dikurung di kamp interniran Troisdorf.
Tonino mampu mengingat soneta Olindo Guerrini tanpa catatan apa pun. Di kamp interniran Troisdorf, Tonino membacakannya untuk rekan-rekan tahanannya untuk menghibur mereka. Dia kemudian mulai menulis puisi, yang disalin oleh seorang teman untuknya dengan tulisan tangan.
Setelah perang usai, ia belajar pedagogi di Universitas Urbino. Setelah membacakan puisinya kepada Carlo Bo yang memberikan pendapat positif, ia menerbitkan karya perdananya pada tahun 1946, yakni kumpulan puisi I scaraboc ("Coretan-coretan", kata pengantar oleh Carlo Bo).
Kumpulan puisi berikutnya adalah "La schioppionato" (1950), "Lunario" (1954), “I buoi”, (1972) dan aneka karya lainnya. Karya pamungkasnya adalah Quartett d'autonn ("Kuartet Musim Gugur") pada 2001.
Selain menulis puisi, pada tahun 1952 ia memulai debutnya sebagai penulis prosa dengan novel pendek, La storia di Fortunato. Pada tahun 1953 ia pindah ke Roma. Ia menjadi penulis skenario untuk beberapa sutradara Italia yang terkenal.
Puisi La Fine del Mondo karya Tonino Guerra