Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Pesan dari Pemuisi

Diperbarui: 26 Februari 2022   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sedang menulis

Ketika kulihat dirimu, rindu terasa di tengah kalbu. Aku Malu!

Membayangkan apa yang telah kulakukan. Tikus jalanan pun tahu. Aku Jahanam!

Ketika dirimu menyapaku sendu. Aku tak bergerak. Melihat kenyataan. Aku Bayangan!

Merindukan dirimu yang tak lagi bergetar, di atas tulisan berbalut debu.

Kekasih hati yang selalu menunggu. Atas cicilan rindu.

Dua hati yang tak lagi menyatu. Atas cinta yang tak pernah lunas.

Aku bersedih di samping nisanmu, Aku menangis di atas kuburanmu.

**

Puisi di atas ditulis secara spontan, pada saat saya sedang melirik grup perpesanan. Ada tantangan dari Mba Lesterina Purba untuk membuat puisi yang berjudul: Cicilan Rindu.

Entah mengapa jari langsung mengetik, dan jadilah karya tulis yang menggelitik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline