Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Alpa

Diperbarui: 22 Februari 2022   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Alpa - Photo by Aditya Chinchure on Unsplash

Dunia yang fana ini
Penuh kekosongan
Penuh kekacauan
Penuh ketidaktahuan
Penuh kebohongan 

Jiwaku merasa tersesat
Penuh kekhawatiran
Penuh ketakutan
Penuh kemurkaan
Akan sebuah kehilangan  


Tak ada lagi kabar
Tak ada lagi luka
Hanya menyisakan sebuah cerita
Cerita manis, dimana membuatku terperangkat pada dunia fantasi 

Begitu indah
Penuh cahaya harapan
Gemilang kelap kelip bintang 

Terangnya rembulan
Menciptakan momen kebahagiaan begitu nyata
Tanpa ada cacat 

Suasana ramai, sesak, dan pedat
Semua berkat musik yang berdendang 

Volume suara keras
Lampu disko berputar mengelilingi tubuhku
Tanpa membiarkan hidupku terisak
Aku menikmatinya 

Menari riang gembira
Bernyanyi dengan penuh suka cita
Tanpa merasa beban 

Isi kepala seakan mendikteku untuk terbang ke bulan
Aku bisa memutus rantai skenario dari Tuhan.
Aku bebas hingga lupa jalan pulang. Aku berdiri jauh di atas angan.
Angan untuk menggapai yang berkilauan

Tanpa aku sadar
Diriku seorang manusia
Penuh kekurangan
Penuh kelalaian
Penuh kemunafikan
Penuh dosa

**

M. Ayu Diva untuk Inspirasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline