Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Geliat Literasi berkat Taman Pustaka Kolaborasi Inspirasiana dan HOPE

Diperbarui: 26 Desember 2021   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geliat Literasi berkat Taman Pustaka Hope dan Inspirasiana - dok Nita Kris/Hope-Ina

Taman Pustaka Inspirasiana dan HOPE (HomeOfPsychE) direncanakan akan terselenggara pada Agustus 2021. Ide awalnya adalah menyediakan layanan peminjaman buku secara gratis bagi rekan dan kerabat di area Kota Salatiga saja dengan memanfaatkan koleksi buku ala kadarnya saja.


Seiring berjalannya waktu, muncul sebuah ide untuk membawa konsep perpustakaan keliling ini ke salah satu daerah layanan HOPE bernama dukuh Ringinsari yang terletak di Kecamatan Gladagsari, sebuah daerah pengembangan dari Kecamatan Ampel - Boyolali.

Kebetulan ada keluarga baik hati yang menyediakan diri untuk menjadi tempat penyelenggaran Taman Pustaka. Secara resmi, taman pustaka ini menempati kediaman Bapak dan Ibu Wahyono.

Geliat literasi di Ringinsari Boyolali
Pembukaan taman pustaka seharusnya dilaksanakan di bulan Agustus 2021, tetapi saat itu kondisi disana tidak memungkinkan untuk diselenggarakannya kegiatan perpustakaan keliling ini. Kondisi pandemi menjadi latar belakang terbesar penundaan-penundaan penyelenggaraan taman pustaka. 

Hingga akhirnya, pada 31 Oktober 2021, tepatnya di hari Minggu, saya membawa beberapa perlengkapan terkait kebutuhan taman pustaka ke dukuh Ringinsari.

Ibu Nita bersama anak-anak pengguna Taman Pustaka HOPE dan Inspirasiana - dokpri


Semesta selalu mendukung, ada beberapa kejadian unik saat itu, dimana ada beberapa anak yang melihat saya kerepotan membawa perlengkapan berupa matras, MMT, koleksi buku, dan box perlengkapan lainnya. 

Anak-anak tersebut sedang berada di sebuah sekolah dimana mereka menggunakan jaringan wifi yang ada di sekolah tersebut. Melihat saya mereka langsung mendekati dan menawarkan bantuan untuk mebawakan alat dan beberapa perlengkapan tersebut.


Secara sukarela anak-anak tersebut membantu dan menemani saya membawakan alat serta perlengkapan taman pustaka menuju kediaman Bapak dan Ibu Wahyono. Mereka sekaligus menjadi pembaca dan peminjam buku pertama di taman pustaka. Salah seorang diantaranya bernama Senandung, seorang pelajar SMP kelas 7.


Sampai saat ini taman pustaka masih berjalan. Tujuan awal memang menyediakan layanan berupa buku-buku anak, tetapi banyak masukan dari warga desa untuk menyediakan juga buku-buku untuk kaum wanita (Ibu dan remaja putri) berupa buku-buku keterampilan, seperti buku-buku resep, buku panduan menjahit, merangkai bunga dan sebagainya, dengan tetap fokus pada layanan literasi anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline