Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Dolanan sebagai Sarana Pendidikan Karakter Anak

Diperbarui: 10 Juli 2021   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak bermain permainan tradisional lompat tali (Sumber: www.dictio.id)

Masa kanak-kanak adalah masa paling menyenangkan. Hal yang paling menyenangkan adalah bermain.

Pada saat yang sama, masa kanak-kanak adalah masa keemasan. Itu adalah masa terbaik untuk tumbuh kembangnya kepribadian anak-anak.

Maka tidaklah aneh kalau ada perumpamaan, "Belajar di masa kanak-kanak terpatri sampai mati. Sementara belajar di masa tua akan cepat luntur."

Pada masa keemasan (golden age) merupakan saat yang paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak, baik nilai religius maupun nilai-nilai sosial. Bahasa kekiniannya disebut sebagai penanaman nilai karakter.

Mengingat anak-anak menyukai permainan maka sangat tepat menanamkan nilai karakter melalui permainan atau lebih dikenal dengan istilah dolanan. Banyak dolanan tradisional yang cocok sebagai sarana penanaman nilai-nilai kepribadian kepada anak-anak.

Sebut saja misalnya permainan gobak sodor dan lompat karet. Kelihatannya hanya permainan sederhana. Padahal kalau kita melihat lebih dalam, banyak nilai pendidikan karakter di dalamnya.

Nilai gotong royong dalam permainan tradisional gobak sodor (Sumber: revolusimental.go.id)

Contoh dalam permainan gobak sodor. Permaianan yang dimainkan oleh dua kelompok ini mengandung banyak ajaran. Nilai-nilai tersebut antara lain:

Pertama, mengajarkan keberanian. Bukan asal berani tapi dengan penuh perhitungan. Sebelum mengambil langkah maka pemain harus memperhitungkan. Kapan maju dan kapan harus diam menunggu.

Kedua, melatih kerja sama. Gobak sodor adalah permainan beregu. Setiap langkah yang diambil seorang pemain berpengaruh terhadap teman dalam satu grup. Jadi harus dipikirkan terlebih dahulu setiap langkahnya, tidak boleh gegabah.

Ketiga, ajaran untuk tahan mental. Tekanan dan intimidasi akan senantiasa terjadi sepanjang permainan. Siapa kuat mental merekalah pemenangnya. Sebaliknya, yang lemah mentalnya akan cepat menyerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline