Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Rendah Hati Menuai Bahagia

Diperbarui: 20 Juni 2021   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rendah hati menuai bahagia | Photo by Ramadhani Rafid on Unsplash

Di pematang sawah aku membiarkan netra berkelana
Meninjau tanaman padi yang tumbuh subur memberi tanya
Mengapa tak jua tegak menatap angkasa
Makin merunduk ketika penuh bulirnya

Hari demi hari dijalani dalam diam
Proses pertumbuhan tak luput dari derai hujan pun panas menghunjam
Semua disambut dengan ikhlas demi bulir yang bernas
Hingga harinya kelak setiap orang menuainya dalam puas

Sebuah makna lalu kurenungkan
Apakah demikian halnya dengan kehidupan
Saat semua mimpi ada di genggaman
Bolehkah sekadar menjadikannya kebanggaan

Ataukah kerendahan hati tetap teguh diagungkan
Menyadari semua hanyalah anugerah pemberian
Kapanpun dapat diambil kembali seiring merapuhnya badan
Terhempas hingga karam oleh badai hilang ingatan

Kepada hati yang berkecamuk daku membujuk
Bahwa kecongkakan mendahului kehancuran
Rendah hati menuai kebahagiaan
Seumpama padi kian berisi kian merunduk

....

Puisi kolaborasi oleh Diari untuk Inspirasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline