Menangis bila terluka, atau tertawa bahagia saat semua berjalan baik adanya itu sudah biasa. Apa yang luar biasa adalah saat seseorang "menikmati" kesedihan dengan bahagia sebagai seni kehidupan. Mungkin bisa juga dikatakan sebagai "Absolutely State of the Art."
Ini adalah cerita tentang peninggalan berharga dari suatu rasa sakit akibat cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dalam KBBI, ada istilah untuk barang peninggalan orang suci yang dianggap berharga, atau benda-benda keramat, yakni relikui.
Dalam agama, relikui merupakan wujud memorial dengan tujuan penghormatan. Relikui berasal dari bahasa Latin, reliquiae, yang berarti "peninggalan." Dalam bentuk kata kerja bahasa Latin, relinquere, berarti "meninggalkan di belakang atau meninggalkan." Ya, kenangan yang kurang membahagiakan, sekalipun melekat dalam ingatan memang sebaiknya ditinggalkan saja di belakang.
Menangis Bahagia Seperti dalam Creep
Untuk membantu memahami kenyataan kontradiktif itu, menangis bahagia, bisa dijembatani oleh lagu. Bukan tanpa alasan mengapa sering juga orang menyebutkan istilah lagu kehidupan. Lagu memang bisa menjadi salah satu medium praktis untuk membantu manusia meninggalkan sejenak berbagai kepenatan yang menerpa kehidupan.
"Creep" adalah sebuah lagu yang dinyanyikan oleh grup band rock alternatif dari Inggris bernama Radiohead. Lagu yang ditulis oleh Ed O'Brien, Colin Greenwood, Jonny Greenwood, Thom Yorke, dan Philip Selway ini dirilis pada 21 September 1992, dan merupakan bagian dari lagu-lagu dalam album Pablo Honey (1993).
Creep bisa berarti merayap, atau pengganggu. Sementara itu creepy berarti mengerikan. Apa hubungan arti kata yang menjadi judul lagu ini bila dihubungkan dengan pemaknaan atas lirik lagu ini? Mari kita coba lihat pelan-pelan.
Dilansir dari www.azlyrics.com, dijelaskan bahwa lagu ini telah ditulis lima tahun sebelum dirilis, bahkan sebelum grup band ini terbentuk. Pada masa itu Thom Yorke, yang merupakan vokalis, gitaris, pianis, dan keyboardis band ini, masih berstatus pelajar.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa lagu ini terinspirasi oleh rasa suka Thom kepada seorang gadis cantik, yang diibaratkannya bak malaikat. Sayangnya, Thom tak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan rasa sukanya kepada si gadis. Menurutnya gadis itu terlalu sempurna baginya.
Bisa dibayangkan mengapa lirik lagu yang enak didengar ini terasa begitu menyedihkan, atau bahkan terbayang perasaan mengerikan bila kita mengalaminya sendiri. Bagaimana rasanya misalnya, bila kita tak berani menatap mata sang pujaan hati saat berada di dekat kita, karena merasa diri begitu rendah dan tidak pantas, sementara ia begitu sempurna bagai malaikat.