Telapak kaki itu sudah pecah berbelah
Puluhan tahun memijaki sawah
Dari menyemai benih hingga panen, engkau lakoni tanpa lelah
Apa kau tak malu? Punya ibu seorang buruh sawah?
Sang anak menggeleng, air matanya tumpah
Aku akan membahagiakanmu, dalam hati bersumpah
Pada langit dipandangi penuh harap, semua akan berubah
Akan muncul pelangi suatu ketika. Ibu, bertahanlah.
Tuhan tak pernah tidur
Mendengar doa-doa insan pada tangan terulur
Roda nasib berputar sesuai alur