Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Berdamai dengan Kutukan Sisifus

Diperbarui: 16 Februari 2021   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukuman Sisifus- Titian, Prado Museum, Madrid, Spain (public domain)

Kita telah terjebak dalam kutukan bernama ambisi juga obsesi
untuk mendorong batu yang sama ke puncak bukit

Kita akan mendorongnya kembali jika menggelinding
Jika sampai di puncak bukit, lantas mau apa atau kemana lagi? 

Adalah hal yang mustahil untuk berhenti
selama kehidupan belum pergi
Namun tak muskil untuk tidak menjadikannya sebagai tragedi

Ia adalah alegori
tentang keseharian yang kita akrabi
pengingat untuk tidak berdiam diri

Berdamailah melalui kebebasan
yang mengulurkan pilihan-pilihan
agar kita tidak keburu mati didera bosan

16/02/2021

Luna Septalisa untuk Inspirasiana

Catatan : 

  1. kutukan Sisifus berasal dari mitologi Yunani yang bercerita tentang seorang raja Sisifus dari Kerajaan Efira yang licik dan tamak. Karena kekejamannya, ia dihukum dan dikutuk oleh Dewa Zeus di neraka untuk terus-menerus mendorong bongkahan batu besar ke puncak bukit. Namun setiap akan mencapai puncak, batu tersebut menggelinding kembali ke kaki bukit. Penulis dan filsuf Prancis, Albert Camus, mengumpamakan keadaan yang dialami Sisifus dengan absurditas kehidupan manusia.

  2. muskil (dalam KBBI daring) : sukar ; sulit ; pelik

  3. alegori (dalam KBBI daring) : cerita yang dipakai sebagai lambang (ibarat atau kias) perikehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik (terutama moral) atau menerangkan sesuatu (gagasan, cita-cita atau nilai kehidupan, seperti kebijakan, kesetiaan dan kejujuran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline