Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Internet, Jangan Pisahkan Aku dari Anakku

Diperbarui: 14 Februari 2021   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Pixabay.com 

Usiaku 41 tahun. Aku generasi centinnial. Ada yang menyebut generasiku sebagai Gen Z. Kini aku berada di dunia super modern menuju dunia yang luar biasa.

Nyanyian jadul ‘Morning Has Broken’ membangunkanku. Aku terbiasa bangun jam 04:30 setiap hari. Mataku akan terbuka pada jam itu meski telat tidur semalam.

Setelah menyantap santapan rohani, aku melantunkan pujian kepada Sang Khalik. Saat teduh tak pernah terlewatkan sesuai ritme hidupku setiap hari.

Aku menyiapkan sarapan untuk suamiku, Ray dan kedua anak kami, Daun dan Karen. Kadang Enah, asistenku membantu bila ia tiba di rumah tepat pukul 08:00.

Gaji Enah besar, dibayar oleh perusahaan Ray. Gajiku sendiri cukup untuk membiayai seluruh kebutuhan rumah tangga. Penghasilan Ray, kami tabung sebagai persiapan masa depan bagi anak-anak bila kami pensiun.

Hanya 30 menit pesanan sarapan tiba. Pelayan restoran menaruh pesanan dalam keranjang di celah pintu khusus untuk makanan. Melalui kaca itu, aku dapat melihat satu keranjang berisi 4 telur rebus, 2 telur dadar, bubur ayam tanpa msg dan Chinese salad.

Bukan aku malas membuatnya, hanya saja waktuku tak cukup menyiapkan segala sesuatu.

Ray baru saja tiba memakai helikopter kemarin petang dari Balikpapan. Kami rindu, sekeluarga berbincang semalaman.

Aku sendiri bekerja di Hotel Aurora sebagai sales head. Pekerjaanku memimpin tim marketing. Tim ini terdiri dari 5 staf penjualan.

Jadwalku hari ini, Senin 28 Oktober 2041, Sales briefing, diskusi perihal group series inbound Asia, Australia, Eropa dan Amerika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline