Sadranan Simbol Kerukunan, Persaudaraan, dan Semangat Gotong Royong dalam Masyarakat Ringinsari
Apakah Anda pernah mendengar sebuah gelaran tradisi budaya bernama Sadranan?
Sadranan merupakan sebuah tradisi budaya untuk menghargai para ahli kubur. Ahli kubur yang dimaksudkan adalah mereka yang telah meninggal dunia.
Sebuah dusun di daerah dekat Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, bernama Ringinsari masih memelihara tradisi penghargaan terhadap para leluhur tersebut.
Bentuk penghargaan yang dilakukan oleh masyarakat di sana adalah dengan melakukan gotong-royong dalam membersihkan pemakaman para ahli kubur tersebut seraya mendoakan mereka.
Masyarakat beramai-ramai membersihkan area pemakaman (diutamakan para leluhur yang memiliki hubungan kekeluargaan). Setelah membersihkan dan mendoakan para ahli kubur tersebut, acara ini dilanjutkan dengan acara bernama Kenduren.
Kenduren adalah tradisi yang melengkapi Sadranan. Kenduren sendiri dilakukan setelah acara membersihkan area pemakaman yang berada di lingkungan daerah tersebut.
Kenduren dilakukan dengan cara menikmati makanan yang telah disiapkan oleh masing-masing keluarga serta bersama-sama menyantapnya di sebuah tempat. Biasanya dilakukan di dekat pemakaman atau di area masjid, atau mushola setempat.
Ragam makanan Kenduren adalah nasi putih yang dibuat bentuk gunungan tumpeng beserta aneka lauk-pauk serta sayur-mayur.
Ragam makanan yang disantap seluruh anggota masyarakat secara bersama-sama tersebut disiapkan secara swadaya oleh mereka. Wujud syukur atas pemeliharaan Tuhan Yang Maha Kuasa dituangkan dalam tradisi ini.
Persaudaraan dan kerukunan yang diupayakan sedemikian rupa secara simbolis tergambar dengan jelas dari tradisi Sadranan ini.