Memberi kasih tanpa mengharap balas,
memberi cinta tanpa meminta syarat,
peluhmu adalah cerminan kasih yang tak berbatas,
semburat senyuman dibalik deru juangmu,
memberi diri layaknya wakil Ilahi dalam medan dunia.
*
Tongkat didikan tak terasa di tanganmu,
kendali penuh menggambarkan luasnya hatimu,
lemah-lembut budimu,
pelukanmu membebat luka sembilu.
Percikan kebaikan mengharu selalu.
*
Cahaya jiwa bagi nyala lentera,
sebait doa menemani terbitnya surya,
terlantun untuk melepas rindu.
Terima kasih untuk cinta,
yang tak akan pernah bisa terbalas.
*
Wajahmu sudah tak nampak lagi,
terbatas ruang, waktu, dan dimensi,
tapi rindu ini tak pernah terhalang.
Teladanmu, cinta kasihmu.
***
Selamat Hari Ayah Nasional, Bapak....
Puisi ini dibuat khusus Nita Kris untuk Inspirasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H