Lihat ke Halaman Asli

Inspirasiana

TERVERIFIKASI

Kompasianer Peduli Edukasi.

Bukan Jika, tapi Kapan

Diperbarui: 31 Oktober 2020   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Canva/ Olah pribadi TT

Aku, jika sampai waktuku
Kuingin Kau takberpaling dariku
Menenangkan jiwa di tengah derau kehidupan
Meniti muhibah, di mana mujur sering kali takberpihak

Jalanan berlubang nan gelap
Terkadang tiada pilihan lain
Mencoba menapaki tanpa takut
Berharap tuntunanMu memandu langkahku tetap
Doaku terpancang mantap

Lapar, haus, letih kadang membuat jarak
Sorot tatapMu kelihatan, meski samar dari jauh
Jika susah hati membikin penat
Kudamba kapan, bukan jika

Jika lapar, akan dikenyangkan
Jika haus, akan dipuaskan
Jika susah, akan dihiburkan
Namun, bukan jika, tapi kapan

Aku, jika sampai waktuku
Palingkanlah wajahMu kepadaku
Teduhkan jiwa dalam tundukku takberdaya
Jika tidak, maka hilang lenyaplah aku

Dianggit oleh TT untuk Inspirasiana

 

Catatan:
Muhibah: cinta kasih; mahabah; perasaan persahabatan dan kasih.

Derau: (nomina) tiruan bunyi gemuruh hujan dibawa angin; (Fisika) bunyi yang gelombangnya tidak teratur; (Dirgantara) gangguan yang terjadi dalam sistem transmisi telekomunikasi yang mempengaruhi kualitas informasi.

Pancang: potongan bambu (kayu dan sebagainya) yang pangkalnya runcing, ditancapkan atau dihunjamkan ke tanah (untuk tanda batas, tambatan, penguat pinggir parit, dan sebagainya).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline