Sesuatu itu bernama sederhana. Yang baru saja kutemui berhari lalu, dalam ketidaksengajaan waktu. Mengemas segalanya dalam kedamaian dan ketenangan yang membangunkanku. Aku mungkin telah tertidur, untuk waktu yang lebih dari lama. Hiasan hiruk pikuk mimpi-mimpi itu membuatku kelelahan sehingga mendorongku untuk beristirahat. Aku sadar aku sedang beristirahat dalam keberjagaan. Sehingga rasanya aku tak akan mau untuk tidur lagi. Mimpi itu melenakanku, melicinkan jalanku sehingga aku hampir saja terjatuh.
Sesuatu itu bernama kebijaksanaan. Aku menantikannya dalam sebuah masa tanpa awal. Yang ku tahu mungkin aku telah menemukannya pula dalam ketidaksengajaan. Yang menunjukkan padaku warna-warni bunga di bawah kilau emas matahari siang itu. Kusebut saja putih itu melati, dan ungu ini bunga bakung. Tapi apakah mawar selalu merah??. Aku mulai belajar bagaimana menyiram kaktus agar tak busuk, dan dimana meletakkan kamboja agar mau mengeluarkan bunga
Sesuatu itu bernama kedamaian. Selalu ku intai dalam hening, tak bersuara. Mungkin juga di butuhkan sebuah kesabaran untuk menemuknnya. Dan ku harap aku takkan gagal dalam ketergesaan.
Sungguh aku tidak menginginkan segala sesuatu kecuali apa yang kusebutkelapangan hati dan perasaan yang akan melahirkan sebuah kesederhanaan, kebijaksanaan dan kedamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H