Lihat ke Halaman Asli

Cara Hidup Bahagia ala Marcius Aurelius

Diperbarui: 11 Maret 2023   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Marcus Aurelius lahir pada 26 april 121 m di kota Roma, dan ia meninggal di tahun 161 m. Dia adalah salah satu filsuf yang meneruskan filsafat stoic yang paling dikenal.

Marcus Aurelius juga dikenal sebagai kaisar dan juga filsuf, dan dia memiliki sifat yang kontemplatif, dan dia menggunakan kecerdasanya untuk mengurus pemerintahanya. Marcus Aurelius juga menulis buku yang bernama "The Meditations" yang berfokus kepada self-help.

Buku "The Meditations" buatan Marcus Aurelius sudah diterjemahkan oleh Henry Menampiring selaku pembuat buku "Filosofi Teras". Buku ini sudah membuat salah seorang teman saya, memiliki kepribadian yang lebih tenang, yang dulunya ia lebih mudah marah, namun setelah ia membaca buku "Filosofi Teras" ia merasakan perubahan sedikit demi sedikit yang merubahnya.

Oleh karena itu di sini saya akan memberikan 2 point untuk kalian yang ingin hidup bahagia.

1.Dikotomi Kendali

Pasti kita sering kali merasa kecewa akan hal-hal yang tidak sesuai ekspetasi kita. Sebenarnya kita bisa untuk tidak merasa kecewa, gimana caranya?

Prinsip ini sudah disepakati oleh para filsuf stoa, bahwa ada hal-hal di dalam hidup yang bisa kita kendalikan, dan ada yang tidak. Memangnya apa saja hal-hal yang bisa kita kendalikan dan yang tidak?

Hal yang tidak bisa kita kendalikan adalah opini orang lain, tindakan orang lain, kekayaan kita, dan kondisi saat kita lahir, seperti jenis kelamin, orang tua, kebangsaan, warna kulit, dan lain-lain.

Kemudian hal-hal yang bisa kita kendalikan adalah pertimbangan kita, persepsi kita, opini kita, keinginan kita, tujuan kita, dan segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita sendiri.

Banyak orang yang usianya sudah dewasa masih menyesali kehidupannya yang sekarang, seperti "kenapa gua lahir di Indonesia sih?; "kenapa gua hitam sih?"; "kenapa gua pendek"; dan lain-lain. Hal itu sangatlah sia-sia, karena penyesalan tersebut di luar kendali kita, dan kalaupun kalian sesalkan itu, toh ga bakal buat kalian menjadi putih, tinggi, ataupun lahir di Amerika tiba-tiba, jadi bersyukurlah dengan keadaan yang sekarang.

Lalu kita sering kali menggantungkan kebahagiaan kita kepada orang lain, contohnya pasangan kalian. Biasanya kita akan berpikir bahwa jika kita tanpa dia itu tidak bisa bahagia. Kalian harus berpikir, apakah dia ada dikendali kalian atau tidak, jawabanya tentu tidak, karena dia adalah orang lain. Mau pasangan kalian tiba-tiba minta putus karena dia ingin sendiri, atau pasangan kalian yang tiba-tiba dilamar orang lain karena dia lama menunggu kamu, itu semua diluar kendali kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline