Lihat ke Halaman Asli

Husaini

cah ndeso

Setahun Pasca Gempa KLU

Diperbarui: 29 Juli 2019   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sebentar lagi, kami akan merayakan ulang tahun yang pertama. Semoga situasi ini tak sampai pada perayaan ulang tahun berikutnya," begitu celetuk beberapa warga Desa Kayangan, Kec. Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Ungkapan itu sederhana, tapi dari intonasi dan raut wajah aku bisa melihat bagaimana saat orang hidup dalam ketidak-pastian; dalam penantian panjang dan informasi yang mengambang.

Sepanjang perjalananku menyusuri dusun-dusun di KLU, bekas tapak rumah yang runtuh akibat gempa masih banyak terlihat. Banyak rumah ukuran mungil mulai dibangun. 

Ada yang sudah jadi, ada yang baru berdiri kerangka, ada pula yang baru pondasi. Rumah-rumah bantuan berbahan terpal masih bisa dijumpai di beberapa tempat. Tenda-tenda kuning BNPB juga satu dua masih terlihat berdiri. 

Untuk tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah memberikan dukungan rumah untuk warga yang rumahnya roboh. Besar dananya sekitar 50 juta rupiah. Ukuran rumahnya 6X6 untuk satu kepala keluarga (KK). 

Jenis rumah yang disediakan beraneka ragam. Dari informasi yang saya dapatkan, saat ini ada 17 jenis rumah yang disodorkan oleh para aplikator (jasa penyedia rumah) dan sudah disetujui pemerintah. Berikut nama-nama jenis rumah tersebut beserta kepanjangannya:

RAISHA  : rumah aman instan sederhana sehat

RAPI       : rumah pra-cetak inducement

RAKITA  : rumah aman kokoh instan terjangkau

RCI Raswari         : rumah cetak Indonesia -- raswari

RISHA    : rumah instan sehat sederhana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline