Lihat ke Halaman Asli

Inovasita Jaya

Penyuluh Pertanian di Kementerian Pertanian

Pemerhati Pertanian Sehat Tomohon Berdiskusi Hasilkan Pangan Sehat

Diperbarui: 3 September 2022   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Hamparan Produksi Pertanian Sehat (Dokpri)

Titik masuk yang baik (entrypoint), untuk memulai: Merawat Bumi Rumah Kita Bersama dengan Bermartabat. Terinisiasi diawal September 2022. Para pemerhati lingkungan, petani-petani dan P4S, dan penyuluh pertanian, berdiskusi yang terformulasi dalam Focus Group Discussion (FGD) untuk Tomohon hasilkan pangan sehat.

Mereka bersepakat, mendukung program pemerintah kota Tomohon: Michino Eki (Stasiun Jalan), dalam hal: hasilkan produk pertanian sehat dan lebih ramah lingkungan.

Menurut Arnold C. Turang, ketua P4S Inovasita Jaya dan sebagai pelaku dan pegiat pertanian bahwa: bagi petani dan pemerhati, hal itu ‘mudah dilakukan dan dihasilkan’, dengan satu kata kunci “ bersama kita mulai dan komitmen dengan kita buat hari ini”. Namun, itu tentu harus terintegrasi dengan para regulator. Mereka berpendapat dan berharap, agar ada regulasi tepat dan berpihak pada pelaku pertanian ramah lingkungan, di kota Tomohon.

Minimal, ada regulasi yang mewajibkan para stakeholder berbelanja dan gunakan produk hasil pertanian sehat dari kota Tomohon. Kegiatan-kegiatan pemerintah, mewajibkan gunakan produk hasil dari petani pelaku pertanian sehat. Memprioritaskan bantuan bagi petani yang konsisten dan menerapkan program “pertanian sehat” dari pemerintah.

Image. Suasana FGD (Dokpri)

Bung Judie Turambi, SH., pemerhati Budaya dan Lingkungan serta penulis, berpendapat: issue pertanian organic sudah dari dahulu digemakan, tanpa hasil nyata sampai saat ini. Beliau bertutur, bahwa sampai saat ini, beliau belum dapat menerima mengkonsusmsi sayuran Kol Batu (Brassica oleraceae), karena image cara produksinya fuul kimia.

Christian, petani Jahe dari Kamasi Tomohon, salah satu pelaku mengungkap: ‘saya sudah hasilkan jahe tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida, tapi harga yang diberikan pada produk saya, tidak dapat menutupi upaya saya selama 4-6 bulan hasilkan produk ini.

Demikian Meidy Kalalo, ketua P4S dari Rurukan: saya menanam sayuran, karena memang dinamika mendapatkan pupuk ‘menganggu”, maka saya kembangkan tanpa pupuk kimia. Tapi produk saya, dihargai sama saja bahkan tidak dapat dinilai, seperti tanaman petani yang menggunakan kimia dan pestisida.

Keadaan dan kondisi kekinian, dimana masyarakat semakin sadar akan pentingnya makanan sehat, sebagai entrypoint dari masukknya keberpihakan para regulator masyarakat untuk berpihak, ke petani pemerhati kesehatan, langkah ini harus di up. Bersama kita hasilkan dan gunakan produk sehat hasil anak bangsa, seperti pesan Presiden Jokowi “gunakan produk anak Bangsa Indonesia”.

Image Setelah Terbentuknya FPOT (Dokpri)

Upaya para pelaku, pemerhati ‘keberlanjutan Bumi Sehat’, untuk generasi penerus, yang terkondisikan di P4S Sahabat Tani berhasil memberikan rekomendasi untuk masukkan bagi pemerintah kota Tomohon: mendukung program Mechino Eki (Stasiun Jalan) dan program terobosan menuju kota Tomohon Hasilkan Produk Pertanian Sehat Bebas Kimia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline