Lihat ke Halaman Asli

Inovasita Jaya

Penyuluh Pertanian di Kementerian Pertanian

Pengawal Teknologi Hilirkan Cara Budidaya Krisan Pot, Dukung TIFF 2022

Diperbarui: 6 Juli 2022   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bibit Krisan di RUmah Pembibitan Siap Tanam (Foto:Art)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) telah hasilkan banyak inovasi teknologi pertanian untuk menunjang tatalaksana produksi yang baik bagi petani. Teknologi tersebut relative lambat sampai pada terminalnya. Banyakan hanya mentok pada halte (tingkat prosiding, atau tulisan penelitian).

BPTP Balitbangtan Kementan di Sulawesi Utara, adalah unit kerja Kementan sebagai sumber inovasi teknologi pertanian spesifik local di daerah. Untuk tanaman Krisan Dalam Pot (Pot Plant), dan teknologi produksi hulu dan hilir Krisan, telah dihasilkan Balitbangtan dan terus dihilirkan ke tingkat pelaku utama (petani) dan user lainnya.

Untuk mendukung Tomohon International Flowers Festival (TIFF) di tahun 2022, maka sebagai ujung tombak pengawal inovasi teknologi, terus melakukan hilirisasi teknologi produksi Krisan dalam Pot atau Pot Plant. Inovasi teknologi. Ssalah satunya adalah budidaya krisan dalam pot. Inovasi Teknologi ini, sudah dihasilkan dan tinggal dihilirkan.

Sebagai penyuluh pertanian pengawal inovasi teknologi pertanian, maka kunjungan lapangan itu wajib. Ini bertujuan untuk, memperkenalkan inovasi teknologi Pot Plant atau budidaya Krisan dalam Pot ke pelaku utama dan penggiat pertanian lainnya. Semoga kegiatan ini, niscaya akan menambah inovasi teknologi yang dapat diberdayakan para pelaku utama di tingkat lapangan, dalam mendukung TIFF 2022   

Krisan dalam Pot (Pot Plant)

Budidaya Krisan, menjadi titik ungkit dan pendukung utama kegiatan Tomohon International Flowers Festival (TIFF) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2008. Sejak kota Tomohon mendeklarasikan Tomohon sebagai kota Bunga, maka Krisan menjadi maskotnya.

Memang inisiasi lahirnya Tomohon sebagai Kota Bunga, kontribusi besar dari Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan Kemtan). Karena tokoh utama mendorong gagasan ini ke Walikota Tomohon di masanya Jafferson Rumajar, SE., Kala itu, sebagai orang dipercayakan mendisignnya yaitu alm. Prof. Dr. Budi Marwoto, yang adalah pakar bunga krisan, menggagas masterplantnya.

Krisan Riri (Kuning) dan Kulo (putih) yang menjadi mascot saat itu, diperkaya koleksinya dengan varietas-varietas baru dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Balitbangtan Kemtan. Maka kala itu, masyarakat hanya mengenal 2 jenis varietas local ini, diperkenalkan dengan beragam varietas hibrida dari Balithi. Kegiatan ini mewwarnai setiap ivent Tomohon of Flower (TOF) sampai menjadi TIFF yang agenda awal bergantian dengan Pagar Alam pada setiap 2 tahunan, berubah menjadi agenda tahunan.

Hehadiran budidaya krisan dengan keragaman varian tanaman, terus mewarnai kegiatan TIFF di kota Tomohon. Dan memang dalam sejarahnya, kota Tomohon termasuk daerah pengguna bunga. Baik dalam kegiatan suka duka ivent-ivent, menjadikan bunga sebagai maskotnya.

Dari mengenal budidaya Krisan potong, secara monokulture dan saat ini petani diperkenalkan Krisan Pot sebagai sumber pendapatan dan inovasi teknologi baru bagi petani selain Krisan Potong. Berikut uraian kegiatan dalam budidaya Krisan Pot.

Krisan Pot

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline