Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Tragedi di Butler, Ketika Kebebasan dan Kekerasan Politik Berbenturan

Diperbarui: 19 Juli 2024   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kandidat presiden dari Partai Republik yang juga mantan Presiden Donald Trump dikelilingi oleh Agen Dinas Rahasia AS setelah terjadi penembakan pada rapat umum kampanye, Minggu (14/7/2024) WIB. (AP PHOTO/EVAN VUCCI via Kompas.id)

Ketika kebebasan dan kekerasan berbenturan, sebenarnya yang muncul adalah tudingan dan teori konspirasi. Tetapi ada yang tidak boleh dilupakan adalah orang perlu mengkampanyekan politik tanpa kekerasan | Ino Sigaze.

Gelora semangat yang berkobar-kobar dari para pendukung Donald J. Trump sekejap terhenti ketika terdengar suara tembakan dan Donald J. Trump tertunduk dengan tetesan darah.

Ketika saya melihat tayangan ulang upaya pembunuhan itu, muncul spontan pertanyaan: What would become of their country? Aksi itu ternyata sangat menggemparkan jagat maya di seluruh dunia.

Upaya pembunuhan itu terjadi ketika ada begitu banyak sorotan kamera yang mencoba menangkap momen Donald J. Trump yang sedang berapi-api berkampanye di Butler, PA.

Di antara letusan kebebasan bersosial media terdengar suara tembakan yang tidak biasa. Apakah ini pertanda sesuatu? Apakah generasi sekarang sudah jenuh dengan bullying dan cercaan di media sosial sampai tega mengangkat senjata?

Upaya penembakan itu meninggalkan catatan sejarah tentang upaya penembakan di era kebebasan media sosial, diikuti dengan banjir gambar yang beredar. 

Publik tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa tragedi itu adalah yang pertama di era ini, apalagi upaya pembunuhan itu ditujukan kepada Presiden Amerika atau mantan presiden. 

Dunia tahu betapa menakutkan situasi ini; jika tidak diatasi, ini sama dengan cerita tentang bobolnya keamanan dunia.

Terlepas dari tudingan, bahkan teori konspirasi yang merekayasa semua hal, tragedi itu tentu saja menjadi cambukan pedas bagi Amerika sendiri. 

Bagaimana kebebasan yang diberikan kepada siapa saja warganya untuk memiliki senjata mungkin sudah saatnya untuk dibicarakan lagi. Hentikan kekerasan! Hentikan penjualan senjata!

Dunia membayangkan bahwa momen kampanye itu akan berjalan tanpa kendala karena demokrasi di Amerika tetap melindungi hak hidup setiap warganya. Perlindungan dan kemanusiaan seharusnya menjadi prioritas dalam situasi apa pun.

Namun, semua itu menjadi relatif dengan adanya catatan sejarah upaya penembakan Donald J. Trump. Permainan kampanye yang bergerak begitu cepat dengan beredarnya sejumlah informasi seakan ingin memboikot publik dengan gagasan politik yang menolak calon pemimpin seperti Donald J. Trump.

Menolak gagasan politik tentu saja tidak sepahit dengan aksi menolak kehidupan dari figur politik. Upaya pembunuhan tokoh-tokoh penting di Amerika seakan menambah catatan pada halaman baru sejarah kelam Amerika setelah duka mendalam pada tahun 1963 dengan kematian John F. Kennedy dan pembunuhan Martin Luther King pada tahun 1968.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline