Strategi efektif untuk realisasi program makanan bergizi gratis bagi siswa Indonesia tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi harus menjadi bagian dari tanggung jawab dan kerjasama antara pemerintah, guru, dan orangtua | Ino Sigaze.
Terdengar seperti letupan janji di siang bolong ketika program makanan bergizi gratis untuk siswa Indonesia menjadi bagian dari kampanye pasangan Prabowo-Gibran saat itu.
Letupan janji tersebut kini semakin nyata terdengar setelah pasangan Prabowo-Gibran menempati posisi nomor satu di negeri ini. Masyarakat Indonesia sedang menagih janji tersebut, bertanya kapan dan bagaimana program makanan bergizi gratis untuk siswa akan direalisasikan.
Konteks Indonesia yang kompleks membuat janji tersebut tidak selalu mudah direalisasikan. Janji ini memerlukan strategi dan perencanaan yang matang dan terkendali.
Tulisan ini menyajikan alternatif strategi untuk merealisasikan program makanan bergizi gratis bagi siswa Indonesia. Ada beberapa langkah praktis yang perlu dipersiapkan sebelum program ini dilaksanakan.
1. Perspektif tentang Makanan Bergizi
Penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki pemahaman bersama tentang apa yang dimaksud dengan makanan bergizi. Makanan bergizi tidak selalu harus dibeli dari hasil produksi atau makanan jadi.
Pada era 1980-an, setelah ujian, sering diadakan program dari guru keterampilan, yaitu memasak makanan 4 sehat 5 sempurna. Para siswa dan guru pada hari itu menikmati makanan 4 sehat 5 sempurna.
Pada masa itu, pelaksanaannya diserahkan kepada sekolah untuk menentukannya. Bahkan, program makanan 4 sehat 5 sempurna tersebut disediakan sendiri oleh siswa setelah mendapatkan penjelasan dari guru.
Konsep 4 sehat 5 sempurna terdiri dari nasi, daging, sayur, buah (4 sehat), dan susu (5 sempurna). Konsep ini pernah direalisasikan di sekolah saya pada tahun 1980-an.
Pertanyaannya, apakah makanan bergizi gratis tersebut harus mengandung 4 sehat 5 sempurna? Atau apakah ada standar makanan bergizi lainnya?
2. Dukungan Dana untuk Realisasi Program