Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Rindu Menantikan Hujan

Diperbarui: 12 Januari 2024   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu Menantikan Hujan/Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze. 

Diam terpekur di depan kamar

Menunggu hujan datang, setelah dua minggu telah lewat. 

Petani-petani menangis dan bertanya, "mengapa belum datang hujan padahal kami sudah menanam." 

Hari-hari cuma sebatas gerimis, lalu kembali diterpa angin pengusir. 

Terlalu tega, rasamya alam ini menghukum petani kecil. Mereka menjerit dahaga masa depan. 

Semua semakin tidak pasti. Hujan semakin sulit terlihat, sedangkan air mata semakin mudah ditatap. 

Di panggung debat, air mata bisa datang, senyum puas dan sinis bisa keluar tanpa nalar. 

Herannya, hujan belum datang meski suara mereka sepanjang hari lontarkan tanya dan doa. 

Kapan kami dapat hujan dan semoga hujan bisa membasahi tanah. 

Kehausan  kami sama dengan kehausan akan seorang figur yang bisa membawa angin segar kemajuan bangsa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline