Kekuatan masyarakat terletak pada akar lokalnya. Setiap desa, setiap kampung, memiliki cerita dan kebijaksanaan tersendiri. Kita tidak bisa memahami dunia sepenuhnya tanpa memahami kehidupan sehari-hari di tempat-tempat terpencil. Keterlibatan dalam masyarakat lokal adalah jembatan ke kebijaksanaan kolektif.
Apa yang dipikirkan orang saat ini ketika berbicara tentang masyarakat lokal dan pariwisata?
Di sana akan ada kerangka konseptual sebagai dasar gagasan yang memperlihatkan hubungan pemahaman, baik itu masyarakat lokal dengan alam di sekitarnya, maupun keterlibatan masyarakat lokal dalam kerangka berpikir jangka panjang.
Kita mengakui bahwa paradigma pendidikan masyarakat lokal tentu saja menjadi aspek penting dalam pembahasan tentang pariwisata dan kemandirian ekonomi.
Dalam filsafat ilmu, paradigma merujuk pada kerangka kerja konseptual atau model dasar yang digunakan oleh sekelompok ilmuwan untuk memahami dunia.
Filsuf Thomas Kuhn dalam bukunya "The Structure of Scientific Revolutions" telah memperkenalkan betapa pentingnya suatu paradigma.
Kuhn menggarisbawahi pentingnya ilmu pengetahuan yang matang. Kematangan itu bisa dibuktikan dengan memberikan latar belakang yang memungkinkan para praktisi di lapangan untuk mengidentifikasi masalah-masalah non-sepele atau anomali dengan suatu paradigma.
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang betapa pentingnya paradigma pendidikan masyarakat lokal antara keterlibatan dan kontinuitas pariwisata. Ada beberapa sudut pandang penting yang perlu diperhatikan:
1. Non-trivial Problems
Masalah-masalah yang tidak sepele dalam konteks masyarakat lokal dan pariwisata tentu saja banyak. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi yang cermat.