Kolaborasi antara guru dan orangtua berdampak baik untuk menjembatani berbagai hal yang belum optimal. Mungkinkah kolaborasi ini akan membentuk sebuah ritual yang dapat melahirkan tanggung jawab, rasa cinta, dan kepercayaan diri pada anak-anak? | Ino Sigaze.
Pembahasan tentang peningkatan kolaborasi antara guru dan orangtua merupakan topik penting di tengah gejolak perubahan kurikulum di satu sisi dan juga era baru digitalisasi.
Kurikulum merdeka dan era digital saat ini tentu saja tidak mengabaikan hubungan dan dinamika antara guru dan orangtua yang kolaboratif.
Justru sebaliknya, kehadiran kurikulum merdeka di era digital ini membuat keterlibatan guru dan orangtua menjadi sangat penting, bukan sebagai pribadi-pribadi yang terpisah, tetapi lebih sebagai satu tim dengan banyak fungsi.
Tulisan ini mencoba membahas beberapa alasan mengapa peningkatan kolaborasi antara guru dan orangtua penting. Berikut adalah alasannya:
1. Mengatasi Jurang Miskomunikasi antara Guru dan Orangtua
Dunia pendidikan dan cerita tentang proses edukasi hampir di semua jenjang pendidikan telah meninggalkan cerita yang tidak selalu menarik. Selalu ada miskomunikasi antara guru dan orangtua, baik terkait disiplin yang berlaku maupun soal kompleks terkait keseluruhan kebijakan yang kadang berubah-ubah di sekolah.
Tidak hanya itu, ternyata kerinduan guru dan orangtua sama-sama tinggi, namun tidak semua hal yang direncanakan dapat dikomunikasikan dengan baik.
Miskomunikasi tentu saja menjadi penyebab rusaknya relasi edukatif antara guru dan orangtua. Padahal, dalam arti tertentu, kehadiran guru dan orangtua juga merupakan bagian dari kesaksian (Zeugnis) dan teladan bagi anak-anak murid.
Saya masih ingat di zaman saya masih SD dan SMPK selalu ada pertengkaran saat pertemuan Komite dan pembagian Rapor.