Transformasi politik memang perlu dilakukan, terutama ketika kita terjebak dalam dilema yang tak kunjung selesai. Suksesi kepemimpinan tidak akan menunggu sampai dilema itu terselesaikan | Ino Sigaze.
Terpilihnya Kaesang sebagai Ketua Umum PSI dan pidato perdananya telah menjadi berita yang paling menarik di mata semua media di republik ini.
Pasalnya, Kaesang adalah putra bungsu Presiden Joko Widodo yang masih relatif muda.
Publik akan mengakui bahwa tidak ada politisi muda seprestasi Kaesang Pangerap. Mana ada politisi muda Indonesia yang baru berusia 29 tahun sudah menjadi Ketua Umum Partai?
Tulisan ini lebih menyoroti tentang figur unik Kaesang dalam konteks prediksi dilema PSI dan realitas transisi kepemimpinan Indonesia saat ini.
Kaesang adalah "Ninja" kita
Kenyataan terpilihnya Kaesang Pangerap sebagai Ketua Umum PSI memang menarik untuk ditelaah lagi dari beberapa sudut pandang, baik dari sudut pandang orang muda sendiri, maupun sudut pandang orang-orang tua yang cenderung menilai bahwa kebijaksanaan sangat tergantung pada usia seseorang.
Logika dari perspektif usia tentu saja berbeda: pertama, orangtua berpikir bahwa semakin tua seseorang, maka ia akan menjadi semakin bijaksana.
Kedua, bagi orang muda, jika seseorang memiliki keberanian untuk terlibat dalam kepemimpinan, maka kepemimpinannya akan terlihat lebih modern dan kekinian.
Apakah dengan usia Kaesang yang masih relatif muda, ia bisa menjadi pemimpin yang bijaksana? Tentu saja, tidak mudah menjawab pertanyaan ini, karena jawabannya akan terungkap seiring berjalannya waktu.