Sistem PLTS Off-Grid tidak bisa diterapkan di desa-desa tanpa masyarakat pemakai secara memadai memahami elemen-elemen dasarnya | Ino Sigaze.
Sorotan topik pilihan Kompasiana kali ini sangat menggugat nalar untuk berpikir ulang tentang kemungkinan lain dari sarana penerangan yang efektif dan ramah lingkungan. Sejak tahun 1992 saya pernah mengenal elemen surya sebagai sumber tenaga listrik.
Saat itu ada bantuan yang sangat masif ketika Flores dilanda gempa bumi yang dahsyat. Namun, pada waktu itu sangat terbatas dalam kaitannya dengan informasi tentang PLTS.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya lebih memfokuskan diri pada istila PLTS off-Grid. PLTS Off-Grid adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-Grid.
Istilah itu sendiri sebenarnya merujuk pada sistem pembangkit listrik tenaga surya yang bekerja secara mandiri atau tidak terhubung ke jaringan listrik umum atau grid.
PLTS Off-Grid umumnya digunakan di daerah terpencil, pedalaman, atau wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional. Sistem ini memanfaatkan energi matahari yang dikumpulkan oleh panel surya untuk menghasilkan listrik yang dapat digunakan secara lokal.
Kenyataan PLTS Off-Grid pada kenyataannya sudah diterapkan di Flores sejak tahun 1992. Namun, dalam perjalanan waktu tidak lagi diminati karena perawatan dari tenaga ahli sama sekali tidak ada.
Bahkan tidak ada satu orang desa pun yang mengenal secara baik elemen-elemen dasar dari PLTS Off-Grid.
Sampai saat ini masih ada sebagian orang yang menggunakan PLTS, namun mereka tidak terlalu mengerti elemen dasar. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan diuraikan juga elemen dasar dari PLTS OFF-Grid:
Beberapa elemen penting yang perlu diketahui masyarakat terkait PLTS Off-Grid:
1. Panel Surya: Terdiri dari rangkaian panel surya yang menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik.